Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Nangkring Indonesia Juara Wisata yang Meriah dan Banjir Hadiah

Diperbarui: 13 Desember 2015   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kompasiana Nangkring Indonesia Juara Pariwisata"][/caption]

Acara Kompasianival 2015 hari kedua, Minggu (13/12) tetap menarik untuk disimak. Ada banyak wawasan yang dibagikan dan tentunya banjir hadiah. Salah satunya pada acara Nangkring Kementerian Kompasiana: Indonesia Juara Pariwisata yang dipadati pengunjung dari Kompasianer maupun pengunjung umum.

Acara ini menghadirkan tiga narasumber yang semuanya pakar wisata. Ada Esthy Reko Astuty, Deputi Menteri Pariwisata, Riyanni Djanhkaru,  aktivis lingkungan, dan Cahyo Alkantana, yang hobi jalan-jalan, fotografer, dan berbisnis di bidang wisata.

Banyak sisi menarik tentang pariwisata yang dikupas. Ada tentang tren wisata, peluang bisnis wisata, aset utama wisata Indonesia, juga kendala pertumbuhan wisata di Indonesia dan pesan mencintai alam. 

Cahyo Alkantana mengisahkan banyak destinasi wisata di Indonesia yang menarik. Ada semua wisata di Indonesia  dan banyak yang indah mempesona, namun terkendala oleh biaya terutama menuju Indonesia Timur.

Salah satu wisata yang sedang beken adalah Canyoning yaitu wisata ekstrem yang menjelajah tebing dan terjun menuju sungai. Untuk wisata ekstrem seperti ini dan wisata yang menuntut adrenalin lainnya maka Cahyo mengingatkan pentingnya menjaga keamanan, baik peralatan keselamatan maupun keselamatan diri. "Jangan melewati garis limit karena itu awal kecelakaan," jelasnya. 

Sementara pembawa acara jalan-jalan yang juga pecinta alam, Riyanni, berkata bahwa wisata heritage Indonesia potensial dikembangkan. Saat ini posisi Indonesia di indeks travel dan tourism adalah 50 dari 141 negata, jelasnya. Hal ini terbantu oleh aset besar Indonesia berupa kekayaan alam dan pesona wisata heritage. 

Ia merasa banyak potensi kekayaan heritage yang belum tergali. Salah satu contohnya kisah relief di Borobudur yang jarang diketahui orang. Ia lalu berkisah tentang Jataka, salah satu relief yang mengisahkan fabel masa lalu Sidharta Gautama sebelum menjadi Buddha.

[caption caption="Relief Jataka di Candi Borobudur"]

[/caption]

Esthy juga setuju bahwa wisata budaya Indonesia adalah aset, mulai dari perajin handycraft, atraksi wisata seperti tarian dan upacara tradisional, dan sebagainya. Wisata ini bisa menjadi unggulan Indonesia selain wisata alam dan wisata buatan.

Cahyo menambahkan bahwa pariwisata adalah masa depan Indonesia. Ada peluang bisnis di industri pariwisata dan bisa membuka lapangan pekerjaan dimana tentunya harus dikelola profesional dan peduli lingkungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline