Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Perlunya Transaksi Non Tunai di Tol Cipali

Diperbarui: 12 Juli 2015   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Keluar Gerbang Tol Palimanan"][/caption]

Tol Cipali saat ini mulai disesaki para pemudik. Mulai muncul berbagai keluhan yang tersebar di media sosial. Terutama keluhan dengan tumpukan kendaraan di depan gerbang tol Palimanan saat transaksi pembayaran.

Sabtu pagi (11/7) penulis mendapat kabar dari kakak yang telah melintasi tol Cipali. Ia bercerita jika pukul 7:30 sudah terlihat kemacetan hingga empat kilometer saat hendak keluar dari tol. Teman lainnya mengeluh di grup chatting jika kemacetan pukul 11.00 telah mencapai 10 kilometer. Dan sekitar pukul 19.24 tetangga yang telah mudik menyarankan agar jangan keluar di gerbang tol Palimanan. Lebih baik ambil exit tol sebelum Palimanan, sarannya, karena di depan gerbang tol Palimanan masih mengular hingga delapan kilometer.

Kemacetan yang mengular ini dikarenakan pembayaran di semua gardu sepanjang tol Cipali yang menggunakan uang tunai. Belum ada gardu khusus melayani pembayaran non tunai dimana prosesnya bakal lebih cepat karena tidak perlu menunggu uang kembalian. Sedangkan himbauan untuk menyediakan uang pas sebesar Rp 72 ribu juga belum banyak diindahkan oleh pengguna jalan.

Ketersediaan gardu khusus pembayaran non tunai ataupun gardu yang menerima pembayaran baik  tunai dan non tunai terkesan sederhana. Namun, pada saat kondisi jalanan sangat padat maka ketersediaan layanan ini sangat diperlukan untuk memangkas waktu antrian. Apalagi banyak yang berkicau di twitter jika setelah keluar dari gerbang tol Palimanan, jalanan kembali lancar.

Ketersediaan gardu khusus non tunai atau loket  yang juga menerima pembayaran non tunai salah satu hal yang perlu disediakan di tol Cipali karena tol ini mulai menjadi favorit dan alternatif bagi para pemudik yang bosan mengalami kemacetan di pantura sepanjang Subang-Palimanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline