Popularitas sang idola memang tak bisa dilepaskan dari peran para fansnya. Hal ini disadari sepenuhnya oleh Virzha yang memiliki ikatan kuat dengan Devotees, para pemuja atau penggemar setianya.
Sebelum acara Kompasiana Ngulik Bareng Virzha dimulai (17/6/2015), saya takjub melihat kehadiran rombongan para wanita yang heboh dan sepertinya belum pernah saya temui kehadirannya di acara-acara Kompasiana. Ketika kami berkenalan rupanya mereka mengaku fanbase Virzha. Kami Devotees lho, ujar Huda Asmarii salah satu Devotees.
Wah wah wah komunitas penggemar berat Virzha ini sangat seru. Bagaimana tidak heboh jika mayoritas anggotanya berjenis kelamin wanita dari berbagai usia. Ada sih anggota laki-lakinya tapi persentasenya kalah dengan wanita.
Mengapa mereka mengidolakan Virzha? Menurut Asmarii yang ditimpali rekan-rekannya sesama Devotees, Devirzha memang tidak hanya menjual dari segi kualitas suaranya, ia juga punya kualitas seorang bintang. Ganteng, apa adanya, jujur, hangat, rajin beribadah, kharismatik, dan banyak karakter positif lainnya yang dikemukakan Devotees.
Para Devotees ini lahir sejak pria kelahiran Banda Aceh ini mulai menjadi sorotan publik di ajang Indonesian Idol musim kedelapan tahun 2014. Pria yang memiliki nama lengkap Di Muhammad Devirzha ini rupanya paham jika kariernya juga ditopang oleh militansi fansnya. Hingga ia memikirkan secara mendalam nama yang pas dan keren untuk fanbase-nya, hingga kemudian lahirlah nama Devotees.
Mengapa Devotees? Pria sulung ini mengaku memiliki panggilan akrab Dev selain Virzha. Setelah dikutak-kutik ia menemukan istilah Devotees yang maknanya pemuja setia atau penggemar setia tanpa batas, jelasnya.
Devotees sendiri belum terlalu lama berdiri. Namun, hingga saat ini anggotanya telah mencapai ratusan dari berbagai kota. Ada Devotees perwakilan Medan, Bali, Kalimantan dan sebagainya, jelas Sari Rahayu, kepala suku Devotees. Usia anggotanya juga beragam, dari yang masih kanak-kanak hingga yang berusia di atas 50 tahun. Dan mereka hampir selalu hadir dimanapun Virzha tampil baik acara on air maupun acara off air seperti promo single dan album di store dan mal. Bahkan mereka rela pergi jauh-jauh ke luar kota biaya sendiri demi mendampingi bintang idola mereka.
Seperti pada acara Kompasiana Ngulik ini belasan Devotees datang dari berbagai kota. Ada yang dari Bogor, Pamulang, hingga dari Malang. Ibu asal Malang bernama Ismi Farida ini bercerita jika ia baru seumur-umur ini ia begitu ngefans kepada seorang penyanyi dan ingin Virzha sukses dalam karier bermusiknya. Ia menunjukkan dukungannya dengan berupaya hadir di setiap kegiatan Virzha dan bersedia menyediakan akomodasi bagi para Devotees apabila Virzha memiliki rangkaian acara di kota Malang. Virzha itu sudah saya anggap seperti putra saya sendiri, jelas Bu Ismi sambil tertawa. Sedangkan Devotess, ia anggap sebagai bagian keluarganya.
Selain rajin hadir di acara yang melibatkan Virzha, setiap Devotees rata-rata memiliki CD album pertama Virzha dan hafal lirik sebagian besar lagu-lagu yang terangkum dalam album bertajuk Satu tersebut. Mereka juga aktif meng-update info kegiatan tentang Virzha di akun mereka di twitter @devoteesHQ. Lewat akun ini penggemar Virzha bisa ikut bergabung menjadi Devotees dan mengetahui jadwal kegiatan Virzha.
“Kami tak dibayar lho,” ujar Asmarii. Virzha sendiri juga tidak mengadakan acara khusus fans, hanya sekedar rajin membalas pesan-pesan Devotees di akun media sosialnya. Meski demikian, ketika saya bertemu dan mengobrol akrab dengan Abang (sebutan ke Virzha) rasanya itu senang banget, lanjut Asmarii.
Bagi Virzha, para fans adalah energinya. Mereka saya anggap seperti keluarga dan sahabat, tuturnya. Kami ibarat teh dan gula, ujarnya bercanda.