[caption id="attachment_398491" align="aligncenter" width="500" caption="Saint Seiya, Shiryu, Hyoga, dan Shun"][/caption]
Masih ingat dengan tinju pegasus atau debu-debu intan? Mereka yang masih ingat dengan jurus tersebut pasti penggemar anime Saint Seiya yang dulu rajin diputar salah satu saluran televisi. Dan film versi layar lebarnya yang bertajuk The Legend of Sanctuary kiranya menjadi pelepas kangen para penggemarnya. Apalagi film ini digadang-gadang menggunakan CGI yang berkualitas tinggi. Hemmm seperti apa ya filmnya?
Ketika melihat poster filmnya, saya melihat perbedaan pada desain kostum Saint Seiya dan kawan-kawannya yang nampak lebih macho dan futuristik. Garis wajah pada para tokohnya juga nampak lebih kaku dan gaya rambutnya mengikuti model rambut remaja pria masa kini.
Jika Anda penggemar serial Saint Seiya dan sudah pernah menonton episode-episode ketika Sanctuary dipimpin Paus palsu, maka cerita di film ini tidak jauh-jauh dari itu. Bedanya, dari puluhan episode tersebut kemudian dipadatkan menjadi sekitar 90 menit dalam film ini.
[caption id="attachment_398493" align="aligncenter" width="400" caption="Saint Sagitarius Menyelamatkan Bayi Reinkarnasi Athena"]
[/caption]
Cerita The Legend of Sanctuary berawal ketika Saint Emas Sagitarius, Aiolos, berlari dari kejaran kesatria emas lainnya. Ia rupanya menyembunyikan sesuatu di lengannya. Seorang bayi perempuan yang dipercaya merupakan reinkarnasi Athena, dewi kebijaksanaan, yang dilindungi oleh seluruh saint.
Aiolos berhasil menyelamatkan si bayi namun nyawanya tak tertolong. Bayi tersebut kemudian dirawat oleh Mitsumasa Kido setelah diberitahu Aiolos jika bayi tersebut adalah reinkarnasi Athena dan pada usia 16 tahun para kesatria akan datang melindunginya. Bayi tersebut diberi nama Saori.
Cerita kemudian berlanjut beberapa tahun kemudian ketika Saori menunjukkan kemampuannya mengobati luka Seiya. Dan ketika ia berusia 16 tahun ia keheranan ketika pelayannya, Tatsumi memberitahunya ia adalah reinkarnasi Athena dan akan ada para saint yang akan melindunginya. Belum lepas dari keheranan tersebut, mobil mereka diserang oleh serombongan musuh yang berniat membunuh Saori. Seiya dan kawan-kawannya pun kemudian muncul dan melindunginya.
Saori masih syok dan masih kebingungan dengan status barunya. Setelah serbuan musuh pertama, datanglah Kesatria Emas Leo yang merupakan saudara dari Kesatria Emas Sagitarius. Ia memburu Saori karena perintah Paus dan Athena yang diduga Seiya cs adalah palsu.
[caption id="attachment_398497" align="aligncenter" width="400" caption="Paus dan Athena Palsu"]
[/caption]
Kekuatan Leo bukan tandingan Seiya cs. Untunglah ia mengurungkan niatnya untuk membunuh Saori dan hanya membawa baju zirah Sagitarius. Kesatria Leo keheranan melihat kosmo yang mengelilingi Saori dan meminta Saori untuk datang ke sanctuary untuk membuktikan apakah ia reinkarnasi Athena asli. Saori dan Seiya cs pun kemudian memenuhi tantangan Leo dan bersiap untuk mengalahkan ke-12 penghuni kuil zodiak.
[caption id="attachment_398495" align="aligncenter" width="400" caption="Saint Seiya cs Berlari-lari Menuju Kuil Kesatria Emas"]
[/caption]
Cerita di film ini sebagian masih mengikuti pakem di serial televisinya. Namun, bagi mereka yang mengikuti episode demi episode serial tevenya akan merasa cerita di film ini benar-benar dipadatkan.
Ada keuntungannya juga sih ceritanya dipadatkan. Di versi layar gelas untuk satu pertarungan satu lawan satu antara Seiya cs dan Kesatria Emas memakan waktu beberapa episode. Selain adegan pertarungan, yang memakan waktu cukup banyak di serial teve adalah dialognya. Di sini dialog dipangkas habis. Di satu sisi menghemat waktu, di sisi lain nilai humanisnya berkurang.
[caption id="attachment_398501" align="aligncenter" width="350" caption="Para Kesatria Emas"]
[/caption]
Hal lain yang membuat saya agak kecewa adalah adegan pertarungannya yang seakan-akan hanya main-main. Greget pertarungannya terasa kurang sehingga jurus-jurus andalan tiap karakter kurang banyak terekspos. Apa gara-gara ingat durasi ya?
Fokus di cerita ini adalah Saint Pegasus Seiya yang di film ini memiliki karakter seperti remaja galau, berbeda dengan versi tevenya yang rendah hati dan serius. Teman-temannya seperti Cygnus Hyoga, Andromeda Shun, Phoenix Ikki, Dragon Shiryu di sini nampak seperti dayang-dayang belaka, perannya kurang banyak digali dan karakter tiap-tiap tokoh kurang kuat.
[caption id="attachment_398498" align="aligncenter" width="300" caption="Ikki Phoenix yang Berkarisma"]
[/caption]
Hemmm untuk serial televisi menurut saya Phoenix Ikki paling berkarisma dengan sikapnya yang penyendiri, daya juang yang hebat, dan selalu melindungi adiknya, Andromeda Shun. Akan tetapi di film ini semua perhatian hanya tertuju ke Seiya. Dan kerja sama tim untuk mengalahkan musuh utama di film ini kurang terlihat. Seiya bak single fighter aja.
[caption id="attachment_398499" align="aligncenter" width="300" caption="Seiya dan Saori"]
[/caption]
Dari segi grafis sih memang bagus, baikdari penampakan Sanctuary yang menakjubkan, demikian juga efek saat pertarungannya. Tapi dari segi fisik para tokohnya saya lebih menjagokan serial tevenya. Di serial teve, Saori nampak cantik, anggun, dan dewasa, sedangkan para saint perunggu juga nampak ganteng dan berkarisma. Di sini Saori dan Seiya cs hanya seperti remaja galau yang beruntung (atau malah terpaksa) terpilih sebagai Athena dan saint.
[caption id="attachment_398500" align="aligncenter" width="500" caption="Sanctuary"]
[/caption]
Detail Film:
Judul Film : Legend of Sanctuary
Sutradara : Keiichi Sato
Produksi : Toei Animation
Rating : 7/10
Gambar : di-capture dari film
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H