Lihat ke Halaman Asli

Otak yang Unik dan Otak yang Kaya

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tahukah kalian jika di dalam kepala kita terdapat suatu Organ yang unik lo??Dia tidak begitu besar,tidak juga begitu berat, tapi jangan salah loch dy punya kehebatan yang luar biasa loch. Siapakah organ unik itu?? Dia adalah Otak. Otak yang begitu unik dan juga kaya loch..

Didalam otak yang berukuran tak begitu besar itu, didalamnya terdapat berjuta-juta sel saraf. Sel saraf yang bisa dihubung-hubungkan antara sel saraf yang satu dengan yang lain. Otak merupakan titik penting dari semua mahluk, pusat pengelolaan informasi, penghubung dan pemikiran, emosi, juga aksi. Selain bagian paling utama dan penting dalam tubuh kita, otak ternyata masih paling sedikit dimengerti daripada bagian tubuh lainnya. Otak masih menyimpan berbagai misteri yang ada dan masih tetap tidak terpecahkan sampai saat ini, misalnya mengenai ingatan, mengapa kita butuh tidur dan harus mimpi? apa itu kesadaran, semua jawaban atas pertanyaan ini belum ada jawaban tetap dan pasti. Tapi ada berbagai fakta soal otak yang sudah tersingkap, tapi tidak banyak dikenal.

Sel-sel saraf dalam otak saling berhubungan membentuk koneksi-koneksi antar sel saraf. Tiap otak memiliki kecenderungan untuk berkoneksi yang berbeda-beda. Perbedaan interkoneksi inilah sebabnya jika ada dua orang atau lebih yang mengalami peristiwa yang sama, tetapi memiliki kesaksian yang berbeda. Hal ini karena kinerja otak dalam membuat persepsi dan pola berfikir yang berbeda. Persepsi yang kita adalah hasil hubungan atau koneksi antara sel-sel saraf yang kita miliki. Di dalam otak kita terdapat puluhan bahkan ribuan sambungan interkoneksi sel-sel saraf yang masing-masing memiliki peta kerjanya sendiri sendiri. Coba bayangkan jika di dalam otak kita terdapat berjuta-juta koneksi antar sel saraf. Tentunya rumit sekali bukan interkoneksi yang terdapat di dalam otak kita.

Interkoneksi yang berbeda-beda tiap individu menyebabkan pola atau gaya belajar tiap individupun berbeda. Gaya belajar di sini diartikan suatu kecenderungan atau suatu cara yang disukai oleh seseorang untuk memaknai suatu stimulus (memahami sesuatu) atau belajar. Seorang siswa yang telah menemukan gaya belajarnya akan cenderung memiliki prestasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang belum bisa menemukan gaya belajarnya itu.

Sebagai seorang pendidik kita harus bisa membuat kondisi pembelajaran yang mampu membebaskan mereka untuk mendayagunakan gaya belajarnya secara maksimal. Kita harus bisa menghargai gaya belajar dan karakteristik peserta didik kita. Gaya belajar adalah milik tiap individu, oleh karena itu kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada peserta didik bahwa peserta didik harus mengikuti gaya belajar kita. Karena kita perlu sadari bahwa gaya belajar yang kita anggap baik belum tentu baik untuk anak didik kita.

Gaya belajar yang telah dieksplor dan dibebaskan sebebas-bebasnya akan merangsang otak kita untuk lebih berkembang memaknai apa yang kita pelajari. Serta gaya belajar juga mampu mempercepat intensitas koneksi antar sel-sel saraf. Jadi semakin luas koneksi sel saraf kita semakin mudah bagi kita untuk memproses suatu informasi.

Stimulus-stimulus yang kita dapatkan dapat menjadi perangsang bagi otak kita. Semakin banyak stimulus yang kita dapatkan semakin kaya otak kita akan stimulus-stimulus itu. Stimulus adalah suatu cara untuk memperkaya otak kita. Selain dengan memberikan stimulus atau rangsangan yang mampu mambuat koneksi-koneksi antar sel saraf, memperkaya otak juga dapat dilakukan dengan cara kita menjaga nutrisi atau makanan yang dibutuhkan oleh otak. Misalnya saja air, air di sini maksudnya adalah air putih loo..Selain air otak kita juga butuh nutrisi lain yaitiu glukosa. Jadi banyak-banyak makan-makanan yang bergizi yang biar otak kita kaya dan kita jadi siap mengikuti pembelajaran.

RUJUKAN

Adi W Gunawan. 2007. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Eric Jansen. 2008. Braib based learning. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Drs. Alex Sobur, M.Si. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline