Lihat ke Halaman Asli

DEWI WULANAGUSTINA

mahasiswi uin khas jember

Tuhan yang Esa bagi Rakyat Indonesia

Diperbarui: 18 November 2021   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tuhan adalah pencipta segalanya, yang abadi yan kekal yang sempurna dan tidak dapat disekutukan. Bunyi sila yang pertama yaitu “ tuhan yan maha esa” dimana arti esa sendri adalah satu, tidak bisa dibagi tidak bisa diperanakkan. Indonesia memiliki 5 agama yang berbeda dengan tuhan yang berbeda pula. Ada islam, hindhu, budha, Kristen, katholik dan kong hu chu. 

Dengan 5 perbedaan agama tetapi tidak menghalangi kita untuk saling menghargai dan bertoleransi, bahkan ada salah satu tempat di bali yang membangun 4 empa ibadah secara berurutan. Tujuannya untuk lebih menguatkan rasa toleransi kita sebagai umat beragama. Salah satu sifat sifat bentuk toleransi antara lain saling mengargai saat mereka sedang beribadah, kita mencoba untuk tidak ribut. Rasa toleransi perlu dipupuk sejak dini, mungkin sejak sekolah dasar karena beberapa sekolah umum menerima murid yang beragama lain lain.

Tetapi ada satu peristiwa yang saya lihat di sekitar saya bahwa ia tidak menanamkan sila pertama dalam Pancasila. Seorang anak yang lahir dari orangtua dengan agama yang berbeda, maka anak itu setelah besar diberi kebebasan untuk memilih agama ayah atau ibunya tetapi ia tidak memilih melainkan mengikuti keduanya, bahkan ia pernah mondok dan setelah lulus kembali mengikuti acara acara yang ada di agama ibunya yaitu hindhu, seperi hari raya orang hindhu, nyepi dan lain lain. Saya rasa tuhan yang maha esa sudah tidak ditanamkan lagi karena ia menyembah 2 tuhan apakah hal ini dapat dikatan lumrah ? karena agama pun termasuk kebebasan setiap orang untuk memilih atau memeluk jadi, tidak bisa dibawa secara hukum hanya saja sila pertama dalam Pancasila sudah hilang dalam dirinya.

Bahkan ada juga seseorang yang mengambil keputusan untuk tidak beragama. Padahal agama adalah pedoman kita tujuan kita semua yang kita lakukan di dunia ini sudah diatur dalam agama dan kitab suci lantas mengapa orang orang masih memilih untuk tidak beragama. Apakah mereka tidak sadar siapa yang menciptakan mereka sampe memberikan mereka waktu dan kehidupan selama di dunia. 

Hal ini sudah berarti mereka tidak menjalani sila yang pertama yaitu ketuhanan yang maha esa. Kita sebagai umat beragama dan berketuhanan wajib mempercayai adanya tuhan. mungkin yang saya prnah dengar salah satu alasan merka memilih atheis atau tidak mempercayai tuhan adalah karena ia tidak melihat adanya wujud tuhan dan ia tidak merasakan ada tuhan disampingnya. 

Tetapi hal ini bagi kita kita umat beragama sangat salah karena tuhan tidak berwujud dan tidak dapat disamakan dengan makhluknya, tuhan adalah segala pencipta alam semesta dan isinya. Kita pun tidak dapat mengubah keyakinan mereka kecuali dalam diri merka sendiri yang bersungguh sungguh ingin memluk agama karena bagi mereka, merekalah yang benar dan bagi kita , kita lah yang benar.

Lain itu semua ketuhanan yang maha esa sudah dijalankan dengan baik di Indonesia karena mungkin hanya beberapa prsen saja yang masuk dua golongan diatas. Tak jarang kia jumpai hari hari besar antar umat hamper bersamaan seperti hari raya idul fitri yang bebarngan dengan hari raya galungan dan lain lain tetapi itu semua kita hadapi dengan sikap saling toleransi dan menghargai agar sila prtama Pancasila tetap aman dan dilaksanakan dengan baik di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline