Lihat ke Halaman Asli

Demar Adi

Suka menulis

Gumam Rindu

Diperbarui: 23 Agustus 2018   03:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : pixabay.com

Kau pernah di sini. Duduk bersamaku menyusuri kata. Kau nyanyikan harap dalam untaian petuah. Kujadikan lentera penerang jalanku. 

Tawa bergema di setiap sudut hati. Iringi hadirmu yang bagai cahaya hari. Unjuk tauladan dalam setiap langkah. Bebaskan jiwa dalam setiap santun perilaku. 

Berjuta angan belum sempat tergenggam. Namun, langkahmu harus usai. Berat hati melepasmu dalam perjalanan yang berikutnya abadi. Aku menggenggam kenangan akan sosokmu hingga hari ini. Dalam kasih yang tetap akan utuh hingga nanti. Melangitkan doa  pada pemilik jiwa. Memohon ampunan dan kasih sayang-Nya bagimu. 

Anak kecil yang dulu kau gendong di pundak, kini telah dewasa, Ayah. Telah pula berputra. Mengikat hati pada janji, meneruskan juang hingga teraih mimpi. Mimpimu, Ayah. 

Kekasihmu masih disini. Bidadari yang lembut membuai hatiku dalam setiap tarikan napas. Kujaga Ibu untukmu, Ayah. Hingga pertemuan di surga nanti. 

Tenggarong, 22 Agustus, 2018

De Maharani




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline