Lihat ke Halaman Asli

Tungga Dewi

Guru SMA N 1 Karangdowo

Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Komunitas Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran melalui Pendekatan Holistik (Tematik)

Diperbarui: 30 September 2024   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SMA N 1 Karangdowo Juara

Oleh : Joko Susila, M. Pd

Kepala Sekolah SMA N 1 Karangdowo Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah

  • Pendahuluan
  • Latar Belakang
  • Proses pembelajaran yang kurang menarik akan membuat peserta didik menjadi cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. Kalau pembelajaran kurang menarik peserta didik akan sibuk sendiri dengan dunianya. Peserta didik akan tambah bosan kalau mereka harus mengerjakan tugas dari setiap mata pelajaran yang diberikan oleh Bapak dan Ibu guru. Penugasan yang diberikan oleh setiap guru kadang menjadi beban tersendiri bagi peserta didik. Kalau dalam satu rombongan belajar terdapat 15 mata pelajaran maka peserta didik akan mendapatkan tugas 15 dengan tema yang berbeda-beda. Tema yang berbeda-beda tersebut sangat membebani peserta didik.
  • Kalau kondisi ini berlangsung terus menerus maka beban peserta didik akan meningkat sehingga tidak semua tujuan pembelajaran akan mereka kuasai. Mereka hanya fokus pada menyelesaikan tugas untuk mendapatkan nilai tanpa memperhatikan penguasaan materi atau tema. Mereka biasanya hanya googling sehingga kompetensinya tidak meningkat.
  • Untuk mengatasi hal tersebut, penulis selaku Kepala Sekolah memiliki terobosan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan holistik atau tematik. Dimana pembelajaran dengan pendekatan holistik atau tematik, peserta didik mempelajari satu tema untuk beberapa mata pelajaran.
  • Tujuan Pelaksanaan Kegiatan
  • Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Negeri 1 Karangdowo
  • Isi
  • Situasi
  • Pembelajaran yang berlangsung di SMA Negri 1 Karangdowo masih kurang menarik sehingga berakibat kemampuan lietrasi peserta didik masih sedang. Hal ini terbukti pada hasil rapor Pendidikan pada tahun 2023 dimana kemampuan literasi peserta didik masih dikisaran 57,78 %. Akar maslah dari sedangnya kemampuan literasi peserta didik adalah metode pembelajaran.
  • Selain kemampuan literasi masih sedang, rapor Pendidikan tahun 2023 juga menunjukan bahwa kualitas pembelajaran masih sedang dikisaran 61,96 %. Akar masalah dari sedangnya kualitas pembelajaran rendah juga disebakan oleh metode pembelajaran.
  • Kualitas pembelajaran di SMA Negeri 1 Karangdowo juga ditunjukan oleh hasil survey internal. Berdasarkan hasil survey internal terhadap peserta didik menunjukan akan di 48,20 dari 100. Serta ditunjang oleh pengakuan peserta didik secara langsung, bahwa mereka merasa terbebani dengan berbagai tuagas dari setiap mata pelajaran, sehingga membuat mereka bosan.
  • Sebagai Kepala Sekolah, tentu saya bertanggung jawab untuk mencari metode atau pendekatan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. Berdasarkan kondisi di atas, pembelajaran dengan pendekatan holistik atau tematik dengan melibatkan komunitas belajar adalah tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
  • Pembelajaran holistik atau tematik yaitu, pembelajaran dengan satu tema untuk beberapa mata pelajaran. Tema tersebut diambil dari Capaian Pembelajaran yang diturunkan menjadi tujuan Pembelajaran. Dari Tujuan Pembelajaran dari beberapa mata pelajaran dijadikan satau tema dan sesuai dengan semua Tujuan Mata Pelajaran.
  •   Praktik baik ini sangat penting untuk disampaikan karena pembelajaran dengan pendekatan holistik:
  • sangat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
  • membantu peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar, karena mereka belajar satu tema untuk beberapa mata pelajaran.
  • dapat menunjang penguatan profil pelajara Pancasila bagi peserta didik.
  • Permasalahan pembelajaran mungkin terjadi di berbagai sekolah, sehingga pembelajaran dengan pendekatan holistik bisa sebagai pertimbangan untuk dilaksanakan di sekolah tersebut.
  •  Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan holistik ini saya berperan sabagai pimpinan dimana akan memimpin pembelajaran dari awal sampai akhir. 
  • Tantangan
  • Tantangan dalam pelaksanaan program ini adalah tantangan dari guru:
  • Guru masih asing terhadap pembelajaran dengan pendekatan holistik.
  • Guru tidak yakin akan keberhasilan pembelajaran ini.
  • Guru susah untuk berkolaborasi dengan mata pelajaran lain.
  • Aksi
  • Pembentukan Komunitas Belajar
  • Pembentukan Komunitas Belajar atau Kombel disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran holistik atau tematik, sehingga pembentukan kombel bukan berdasarkan rumpun mata pelajaran tapi berdasarkan di kelas berapa guru mengajar. Setelah diadakan koordinasi antara guru dan Kepala Sekolah, SMA Negeri 1 Karangdowo memutuskan untuk membentuk lima kombel. Kombel Corius Mind, Kombel Keren, Kombel Panuntun, Kombel Smart Talent. Keanggotaan kombel berdasarkan tingkat guru mengajar. Setiap kombel beranggotakan dari guru mata pelajaran yang berbeda-beda. Hal ini untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan holistik atau tematik.
  • Sosialisasi Pembelajaran Holistik melalui Kombel
  • Sosialisasi pembelajaran dengan pendekatan holistik disampaikan kepada ketua dan sekretaris Kombel. Hal ini dilakukan untuk mempermudah sosialisasi, koordinasi, dan pemahaman. Setelah ketua dan sekretaris paham tentang pembelajaran dengan pendekatan holistik, mereka bertugas untuk menyampaikan kepada anggotanya untuk menyusun modul ajar.
  • Penyusunan Modul Ajar
  • Untuk Menyusun modul ajar, setiap kombel menganalisis Capaian Pembelajaran atau Tujuan Pembelajaran pada masing-masing mata pelajaran. Setelah menemukan Tujuan Pembelajaran yang serupa maka mereka akan menentukan tema pembelajaran holistik. Kombel Funtastik mengambil tema Pemanfaatan Limbah Anorganik untuk Meningkatkan Pendapatan Perkapita di Kecamatan Karangdowo, yang terlibat mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Matematika, Bahasa Indonesia, Biologi, Kimia, dan Informatika. Curious Mind dengan tema Pertumbuhan dan Perkembangan untuk mencapai Perubahan, mata pelajaran yang terlibat Biologi, Bahasa Jawa, Matematika, PKWU, Seni Budaya, dan Bahasa Inggris. Kombel Smart Talent mengambil tema Sejarah Perkembangan Sentra Perdagangan di Desa Majesto dan Pengaruhnya bagi Kehidupan Sosial Ekonomi masyarakat sekitarnya, mata pelajaran yang terlibat yaitu: Sejarah, Sosiologi, Ekonomi, Pendidikan Pancasila, Matematika, Geografi, dan Bahasa Inggris. Tema Kombel Panuntun yaitu Pengolahan Sampah di Lingkungan Sekolah menjadi Pupuk Cair, mata pelajaran yang terlibat Sosiologi, Biologi, Bahasa Indonesia, dan informatika.
  • Dalam modul ajar ditentukan jumlah pertemuan untuk semua mata pelajaran yang terlibat disesuaikan dengan cakupan materi masing-masing mata pelajaran, urutan mengajar disesuaikan dengan sintak yang dipakai mulai darai menganalisis masalah sesuai dengan tema yang diambil sampai dengan menghasilkan project. Guru yang masuk sesuai jadwal pelajaran.
  • Pembelajaran dengan pendekatan Holistik (Tematik)
  • Pembelajaran dengan pedekatan Holistik menggunkan beberapa metode pembelajaran. Metode yang digunakan yaitu Contextual, Problem Based Learning, collaborative learning, dan Project Based Learning.
  • Pertemuan pertama memberikan pemahaman terhadap peserta didik terkait pembelajaran holistik (tematik)
  • Peserta didik secara berkelompok didampingi guru melakukan observasi serta pengamatan terhadap suatu masalah yang berada di sekitar sekolah atau secara kontekstual. Kombel Funtastik yang mengangkat tema Pemanfaatan Sampah anorganik, mereka melakukan pengamatan ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah dilanjutkan belajar membuat kerajinan dari bahan sampah ke Polanharjo, begitu pula kombel panuntun juga observasi ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah karena mengambil tema pemanfaatan sampah organic. Sementara Kombel Smart Talent melakukan observasi di Desa Majasto Tawangsari Sukoharo. Kombel Corus Mind melakukan obsrvasi di lingkungan sekolah.
  • Masalah yang didapat dilokasi pengamatan dibawa ke kelas untuk didiskusikan dan dianalisis untuk mendapatkan solusi atas persalahan yang didapatkan dengan teman sekolompok yang didampingi oleh guru.
  • Hasil analisis akan dipresentasikan untuk mendapatkan masukan dari kelompok lain dan guru.
  • Laporan bisa berupa laporan penelitian sederhana dan atau membuat teks Bahasa Inggris, ataupun Bahasa Jawa.
  • Setelah mendapatkan masukan dari kelompok lain dan guru setiap kelompok membuat sebuah produk untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang didapatkan pada saat observasi.
  • Pada akhir kegiatan, setiap kelompok membuat laporan dalam Bahasa Indonesia berupa laporan penelitian sederhana, dan membuat teks dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa.
  • Refleksi 
  • Dampak
  • Pembelajaran dengan pendekatan holistik atau tematik berdampak baik, baik terhadap guru maupun peserta didik. Dampak terhadap guru yaitu, guru lebih antusias untuk mengajar dan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran lainnya. Sementara itu dampak terhadap peserta didik yaitu, peserta didik merasa senang dengan pembelajaran dengan pendekatan holistik atau tematik ini. Mereka senang diajak survey dan melakukan projek yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Mereka juga merasa senang karena tema yang dipelajari tidak sebanyak, mereka hanya fokus satu tema untuk mempelajari beberapa mata pelajaran.
  • Faktor Keberhasilan
  • Faktor yang mendukung keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan holistik ini adalah, 1) kepala sekolah menguasai strategi pembelajaran dengan pendekatan holistik, karena sudah belajar sejak tahun 2012 dengan pertamina foundation bekerja sama dengan RED+ dan IGI Kalimantan Tengah, 2) Guru sangat antusias untuk belajar dan mengaplikasikan metode pembelajaran dengan pendekatan holistik, 3) sebagian besar siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan pendekatan holistik, dan 4) lingkungan sekitar sangat mendukung tema yang diajarkan pada peserta didik.
  • Faktor ketidakberhasilan
  • Berdasarkan refleksi yang disampaikan oleh siswa setelah mengikuti rangkaian pembelajaran dengan pendekatan holistik atau tematik, ada beberapa siswa khususnya peserta didik putra kurang serius dalam melaksanakan kerja kelompok baik untuk diskusi maupun praktik.
  • Desiminasi
  • Praktik baik berupa pembelajaran dengan pendekatan holistik atau tematik ini sudah dua kali dilakukan desiminasi, yang pertama Bersama komunitas belajar corius mind dan yang kedua dengan Komunitas Belajar MGMP Bahasa Inggris SMA Kabupaten Klaten. Desiminasi dengan kombel Corius Minds dilaksnakan secara daring dalam bentuk webinar pada hari Kamis, 15 Februari 2024 dimulai pada pukul 19.00 sampai denga 21.00 WIB. Dengan host Marheni Tungga Dewi, S.Si dan narahubung Mahardika Andung, S.Pd. dan diikuti 300 peserta. Desiminasi yang kedua bersama kombel MGMP Bahasa Inggris Klaten, dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 16 dan 23 Februari 2024 dengan peserta Guru Bahasa Inggris SMA di Kabupaten Klaten.
  • Penutup
  • Simpulan 
  • Setelah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan holistik atau tematik di SMA Negeri 1 Karangdowo dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan pendekatan Holistik atau Tematik di SMA Negeri 1 Karangdowo dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini terbukti bahwa para guru terbantu sehingga antusias untuk melaksanakan pembelajaran. Siswa senang dan antusias mengikuti pembelajaran dengan pendekatan holistik. Mendukung ketercapain penguasaan elemen Profil Pelajar Pancasila diantaranya; Beriman dan bertagwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis.
  • Rekomendasi 
  • Saran Pengembangan Lebih Lanjut
  • Pembelajaran dengan pendekatan holistik atau tematik ini bisa dikembangkan atau dilaksanakan di sekolah diberbagai tingkatan. Karena pembelajaran ini sangat menarik dan dapat mendukung tercapainya kompetensi Profil Pelajar Pancasila
  • Dukungan yang Dibutuhkan
  • Dukungan yang dibutuhkan dari dinas Pendidikan dan kementrian Pendidikan, sehingga bisa diemplementasikan di seluruh pelosok negeri.
  • Evaluasi Lanjutan
  • Dalam pembentukan Kombel perlu diperhatikan guru mata pelajaran. Dalam pembelajaran Bapak dan Ibu guru saat membimbing tugas kelompok agar memperhatikan siswa yang tidak bekerja dan didorong untuk bekerja Bersama teman kelompoknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline