Majelis Taklim Murni Indah Noorsyamsi di kawasan Mampang, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat
'Orang yang paling berbahagia adalah yang pahala amalnya terus bertambah, padahal mereka sudah meninggal dunia'. Intisari dari penggalan hadist diatas sejatinya telah menghujam di dalam dada Isa Meilia.
Dibesarkan dalam kesederhanaan hidup oleh sang ayah yang berprofesi sebagai hakim, membuat Isa Meilia begitu memaknai hadist ini.
Sebagaimana pada hadist dari Abu Hurairah ra dalam hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: 'Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya'.
Sehingga sebagai tanda baktinya, wanita yang sehari-hari berprofesi sebagai notaris di Depok, Jawa Barat ini senantiasa ingin menghadiahi ayahnya dengan sedekah jariah sembari tak pernah lupa menderaskan doa-doa terbaik bagi laki-laki, cinta pertamanya.
"Dulu mamaku meninggal sewaktu aku dan kedua adikku masih kecil. Adik yang paling kecil baru berumur 4 tahun, aku masih duduk di bangku SMP kala itu. Selanjutnya aku dibesarkan oleh ayah. Sejak itu ayah adalah segalanya bagi kami," kenang Lia, begitu dia biasa disapa.
Agar lebih terurus, ayah Lia memutuskan untuk menikah lagi dan dari pernikahan kedua tersebut lahirlah 3 orang anak. Namun kapan ajal seseorang akan tiba tentu tak seorang pun yang mengetahui. Karena tidak lama kemudian, sang ayah tutup usia.
Selepas ayahnya meninggal, otomatis tanggung jawab menafkahi keluarga jatuh ke pundak Lia, sebagai anak tertua. Kala itu sebagai hakim yang hidup sederhana, Lia beserta ibu dan adik-adiknya tidak ditinggalkan harta yang banyak oleh ayahnya.
Kini setelah ketiga orang tuanya (mama, ayah maupun ibu sambung) berpulang, sebagai anak Lia tetap ingin menunjukkan baktinya. Tidak sekedar doa , tapi juga dalam bentuk lain, yaitu dengan kegiatan sedekah jariah. Hal ini kerap diwujudkan dengan menyumbang untuk pembangunan masjid atas nama orang tuanya , menyantuni anak yatim dll.
Belakangan Lia juga mendirikan sebuah yayasan sosial dan majelis taklim yang diberi nama dari ketiga nama orang tuanya, yaitu Murni Indah Noorsyamsi.