Lihat ke Halaman Asli

DEWIYATINI

freelance writer

Seperti di Drakor "Strangers", Penanganan Tidak Tepat, Luka Korban Bully Jadikan Dia Pelaku Kejahatan

Diperbarui: 24 April 2024   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.pexels.com/id-id/foto/sekolah-kabur-anak-kecil-siswa-7929449/

Bullying atau perisakan tidak itu bagaikan lingkaran setan, sulit untuk memutusnya. Karena terkadang bukan pelaku yang harus bersembunyi dari publik, tapi si korban yang harus melakukan itu.

Dalam drama Korea "Strangers" season 2, diceritakan tentang hidup tanpa ketenangan bagi korban bully, selama pelakunya masih hidup. Sebut saja namanya Kim, yang berusaha hidup tanpa terlihat setelah lepas dari sekolah menengah.

Selama sekolah, ia kerap mendapatkan perundungan dari 2 orang temannya. Sekolah tidak menyelesaikan masalah. Malah mendorong dia untuk 'berteman' dengan si pem-bully. Duh, berat rasanya harus berteman dengan orang yang sering menyakiti dia. Dan, solusi ini kerap kali terjadi dalam kehidupan nyata di sekolah.

Orang tua Kim tidak pernah tahu ada kasus bully menimpa anaknya. Karena sekolah kerap kali menyelesaikan masalah di permukaan. Mereka menganggap solusi yang mereka terapkan yang terbaik untuk korban dan pelaku di sekolah. Padahal mereka hanya tengah memupuk rasa benci dari si korban.

Hingga suatu hari, Kim dinyatakan sebagai korban yang selamat dari sebuah kecelakaan. Sedangkan dua 'teman' Kim, tenggelam di laut. Kebetulan dua temen Kim ini si pelaku bully. 

Dugaan awal, mereka tidak menyadari ada tali batas bahaya di pantai yang ternyata dilepas oleh pasangan bucin ketika selfie. 

Kim disebut beruntung karena selamat dari kecelakaan tersebut, hingga seorang jaksa menyadari ada kejanggalan. Jaksa Seo menyadari itu ketika melihat foto-foto yang diunggah pihak sekolah menengah Kim. Jaksa Seo melihat ada kemungkinan lain dari sebuah kecelakaan. Ia kemudian menelusurinya.

Di tengah penelusuran, jaksa Seo menghilang. Tepatnya diculik. Berbagai asumsi dilontarkan banyak pihak sebagai motif penculikan. Mulai dari soal politik lembaga pemerintahan, dendam pribadi, bahkan hingga menyasar ke istri si jaksa.

Namun, akhirnya, pelaku penculikan mengarah pada Kim. Apalagi di apartemen yang dia sewa itu, tercium aroma pemutih pakaian yang diduga untuk menghilangkan noda darah. Kim masih membantah.

Sebuah bukti mengarah pada Kim, bukti yang tak bisa disangkal. Hingga meluncurlah kisah kebahagiaan Kim yang menjadi pangkal masalah. Selepas lulus sekolah, Kim berhasil lolos seleksi di tiga sekolah bergengsi. Bahkan mendapat beasiswa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline