Lihat ke Halaman Asli

Dewa Ramadhan

Mahasiswa

Happy with You

Diperbarui: 14 April 2023   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada Desember tahun lalu aku mempunyai hubungan dengan seseorang yang bernama Riska, hubungan kita berjalan begitu indah dan singkat hingga berujung perpisahan. Bukan tak menerima kenyataan untuk berakhir dengan dia. Bukannya mau bohong, tapi rasa itu tetep saja ada menyertai di setiap kegiatanku.

Seiring berjalannya waktu, tidak lama setelah berpisah dengan si Riska aku bertemu dengan kakak tingkatku yang ntah siapa namanya tidak di ketahui saat kita bertemu. Kita menjalankan tugas praktek di RSUD sebagai tenaga medis, 3 hari berselang akhirnya aku tahu nama dia ya meskipun tahunya sih denger dari mulut temen dia.

Kisah kita baru di mulai. Kita seolah olah menjadi partner yang sangat baik, dalam semua tindakan kita lakukan bersama ya meskipun kadang uring uringan, tapi semua terlaksana dengan baik. Ohh iya namanya dia Eka Amelia Firdaus dia perempuan yang cantik dan baik hati meskipun sering banget manja dia. Panggilannya Meli

Dari semenjak tahu nama dia dan perilaku dia terhadap aku jadi sedikit rasa sakit masa lalu kian beranjak memudar dan tergantikan oleh kedekatan aku dengan meli. Sungguh begitu sangat dekatnya kita seakan semua membicarakan tentang kedekatan aku dengan meli. 

Sampai suatu hari aku coba memberanikan diri untuk kenal lebih dalam lagi dengannya , dan hal yang tidak disangka sangka dia kala itu sudah memiliki ikatan cinta bersama pria lain (bertunangan) , sayang seribu sayang hal yang tidak harus aku ketahui semestinya.

Saat itu bagaikan banjir yang tak bisa di bendung , mulai dari rasa kecewa dan emosi yang bercampur aduk di dalam sebuah pikiran. Kenapa ini terjadi "seruan dipikiranku"  andai aku taak kenal dekat dengan dia, tidak akan mungkin perasaan ini aku libatkan. Kala itu aku hanya bisa pasrah dengan keadaan yang sebetulnya sangat kecewa dihati. 

Sudahlah, mungkin belum saatnya untuk bahagia.

Setelah itu kita tak saling berkabar apa lagi bertukar cerita dengan dia, dan tak mungkin rasanya. Hingga beberapa bulan berlalu, aneh tapi nyata. Kita dipertemukan kembali dengan topik yang pada dasarnya dia membicarakan tentang adikku. 

Dari awal sebuah obrolan kita yang sudah lama tidak seperti sedia kala aku rasa aku belum mau dia kembali. Sampai akhirnya aku coba untuk memberanikan diri lagi.

Tak terasa sudah beberapa Minggu berlalu, kita masih dalam konteks sebuah pertemanan. Kita sama sama takut untuk mengulangi perasaan yang lalu. Ntah bagaimana awalnya, kita kembali memiliki rasa yang sama seperti tahun lalu. 

Aku coba untuk menguatkan dia, karna dia masih trauma dalam sebuah hubungan percintaan, setelah aku tau dia sudahi hubungan dengan tunangannya, hati ini rasanya menggebu gebu, apa iyaa ? Aku masih belum percaya tentang dia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline