Lihat ke Halaman Asli

Dewanto Samodro

Pembelajar yang mengabdikan diri menjadi pengajar

Cerita Dalimin - Amarah

Diperbarui: 13 Desember 2022   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah lah keluar saja. Daripada harus berurusan terus dengan orang itu," kata saya dengan bersungut-sungut.

Dalimin yang sedang menyeruput teh panasnya langsung menoleh kepadaku. Raut mukanya penasaran tetapi menyiratkan rasa kasihan kepada saya.

"Kenapa, Mas? Pagi-pagi Kok sudah marah-marah. Ini hari Jumat. Tidak baik marah-marah begitu," katanya.

Saya pun duduk di sebelahnya. Saya keluarkan termos berisi teh panas yang sudah disiapkan dari rumah tadi pagi. Saya hirup pelan-pelan, terasa wangi teh melati agak menenangkan.

"Saya ada masalah dengan seseorang di lingkungan pergaulan saya, Mas. Dia tidak percaya dengan saya. Memang sikapnya selama ini buruk. Saya sudah coba bersabar, tapi dia malah semakin kelewatan," kata saya.

"Saya putuskan saja keluar dari lingkungan pergaulan itu. Biar saja dia mau melakukan apa. Saya tidak peduli," lanjut saya.

Dalimin terdiam sebentar. Dilihatnya muka saya, lalu tersenyum.

"Yang sampeyan maksud lingkaran pergaulan bersama Pak Darsono itu ya, Mas? Walah. Apa sampeyan sudah sampaikan masalah sampeyan ke beliau?" tanyanya.

"Tidak perlu, Mas. Cukup Saya selesaikan sendiri. Saya sudah dewasa. Dan keputusan saya sudah bulat. Saya mau keluar," jawab saya.

"Sebentar, Mas. Apa sampeyan punya masalah juga dengan orang-orang lain di sana? Apa di sana juga banyak yang tidak percaya dengan sampeyan? Apa di sana tidak ada yang mendukung sampeyan? Setahu saya, di sana banyak yang percaya dengan sampeyan, banyak yang mendukung sampeyan," katanya.

Saya tercenung. Memang di lingkungan pergaulan itu, banyak yang mendukung dan percaya pada saya. Saya dulu masuk ke dalam lingkungan pergaulan itu karena diajak Pak Darsono, yang sudah saya anggap sebagai kakak, guru, bahkan orang tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline