Lihat ke Halaman Asli

Yang Tidak Ingin Saya Lakukan Lagi Sebagai Pilot

Diperbarui: 28 Oktober 2019   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay

Seperti yang kita ketahui secara umum atau garis besar, kehidupan seorang penerbang atau pilot, di gambarkan adalah sosok pribadi yang mempunyai keberuntungan dalam segala hal di kehidupan. Di antaranya adalah bisa terbang ke mana saja, punya uang banyak, seragam bagus, pramugari cantik, dll sebagainya.

Pernyataan di atas bisa dibilang benar juga bisa di bilang salah, tak mengapa. Tapi sejujurnya seseorang yang menjadi pilot adalah karena faktor takdir dari Allah SWT, selain memang suka terbang.

Karena tidak ada pekerjaan atau pun yang kita lakukan sebagai seorang manusia yang tidak luput dari yang namanya takdir dari Allah SWT. Suka tidak suka itulah kenyataan yang ada dan harus kita terima apa adanya.

Bagaimana dengan kesukaannya dengan terbang atau menerbangkan pesawat ? Jawabnya ya mudah saja, memang kami suka terbang dan akan tetap menyukainya hingga akhir menutup mata.

Saya tidak ingin berdebat kusir dengan hal di atas. Oleh karena itu kita langsung saja pada pokok tulisan saya kali. Ini berdasarkan pengalaman nyata (Before Airbus A 320 Air Asia - QZ 8501) pribadi saya, yang tidak ingin saya ulang lagi di masa sekarang atau pun akan datang.

Suatu ketika (beberapa tahun yang lalu - 2012) saya dan Co Pilot melakukan penerbangan pada jam 08.15 pagi hari, dengan cuaca yang cukup bagus. Istirahat saya dan Crew juga cukup baik, sesuai dengan standar yang  di persyaratkan.

pixabay

Masuk Cockpit, kami kemudian langsung duduk di kursi masing-masing, kebetulan hari itu saya bertindak sebagai Captain & Pilot In Command duduk di sebelah kiri dan Co Pilot sebelah kanan Cockpit. Kami melakukan pemeriksaan Cockpit dan mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan penerbangan.

Sebelumnya pesawat yang akan kami gunakan (Airbus A 321 Neo - Regesterasi USA Country) telah melakukan pendaratan pada jam 06.30 pagi dari California, Amerika.

Para crew sebelumnya telah turun dan kemudian otomatis pesawat diserahkan kepada pihak mekanik perusahaan.Untuk di lakukan Fre Flight Maintenance sebelum terbang kembali ke tujuan berikutnya.

Setelah para penumpang (129 orang) naik dan pintu di tutup oleh pihak Ground Crew, sebelum pesawat di push back ke posisi untuk melakukan taxi dan sambil ke-2 mesin pesawat di hidupkan, tiba-tiba saya lihat ada peringatan mengenai Rudder Travel Limiter dari Elektronic Centralized Aircraft Monitoring (ECAM).

Secara naluri saya langsung bertindak untuk menghentikan proses Push Back dan meminta agar pesawat Return To Apron atau kembali lagi ke Parking Stand untuk melakukan pengecekan dan perbaikan atas masalah tadi di atas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline