Lihat ke Halaman Asli

Membangun Jaringan Warga Kreatif

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dewan Kreatif Rakyat yang di luncurkan pada 10 Maret 2015 di Pusat Kebudayaan Rusia di Jakarta, Jalan Diponegoro no: 12, sudah memiliki sejumlah agenda nasional maupun internasional. Sebelumnya, pada tanggal 22 Februari 2015, yang bertepatan dengan pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jakarta, Dewan Kreatif Rakyat juga melakukan kegiatan terbuka yang diikuti sejumlah relawan DKR. [caption id="" align="alignleft" width="140" caption="Kegiatan Dewan Kreatif Rakyat pada tanggal 22 Februari 2015 di Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jakarta"][/caption] Penampilan relawan DKR di depan FX di Jalan Jenderal Sudirman di Jakarta, pada 22 Februari 2015 lalu, diantaranya melakukan modern dance Hip hop. Selain itu, juga membagikan sejumlah selebaran yang berisi kegiatan yang akan diselenggarakan oleh DKR selamba tahun 2015. Ini merupakan penampilan perkenalan DKR pada warga Jakarta. Acara perkenalan ini dilanjutkan dengan soft launching DKR di Pusat Kebudayaan Rusia di Jakarta pada tanggal 10 Maret 2015. Pada saat itu, juga disampaikan tentang rencana DKR yang akan menyelenggarakan Festival Film Perempuan, Isu Sosial, dan Anti Diskriminasi Internasional. Acara yang akan digelar pada tanggal 26 Maret 2015 sampai 6 April 2015 mendatang di Pusat Kebudayaan Rusia di Jakarta, akan menayangkan 55 film dari sejumlah negara di Asia, Eropa, Rusia, dan Amerika Serikat.

Festival film itu diselenggarakan untuk memperingati tiga peristiwa, yakni Hari Perempuan Internasional (8 Maret), Hari Anti Diskriminasi (1 Maret), dan Hari Autis Sedunia (2 April). Direktur festival Damien Dematra mengatakan, festival tersebut menandai peluncuran Dewan Kreatif Rakyat yang bertujuan memopulerkan kebudayaan dan kreativitas rakyat Indonesia ke luar negeri.‎ Selain juga mendorong komunitas warga kreatif di Indonesia untuk tampil.

Nantinya, setiap tiga atau empat bulan, Dewan Kreatif Rakyat akan menggelar festival film bekerja sama dengan pusat kebudayaan asing yang ada di Indonesia. Terdapat pula festival film dan seni pertunjukan pada pengujung tahun yaitu International Film Festival and Art Performance di bulan November 2015.

”Untuk festival pada bulan Maret ini, ada total 355 film yang mau ikut serta dan kami sudah seleksi. Saat ini, 55 dulu. Mungkin juga tidak semua bisa diputar, kami masih menimbang dengan materinya yang masih amat sensitif bagi sebagian warga kita,” kata Damien.

Untuk memutar sekitar 50 film tersebut, DKR bekerja sama dengan International Movie Awards, Filmmakers World Festival, dan Documentary and Short International Movie Awards. Menurut Damien, film-film itu diterima DKR dan DKR tidak membayar sepeserpun.

[caption id="" align="alignright" width="403" caption="Press Conference DKR tentang pelaksanaan festival film perempuan internasional yang disampaikan oleh Para Dewan Penasehat Dewan Kreatif Rakyat diantara Damien Dematra (sutradara berkaos hitam), Lili Wahid (aktivis perempuan, paling kanan), Alika Chandra (art performance, disebelah kiri Damien), Abah Ukam (seniman musik tradisional, paling kiri terpotong gambarnya) dan Sekjend DKR Dedeh Kurniasih di sebelah kanan Damien."][/caption] Menurut Dedeh Kurniasih, Sekjend DKR, perjalanan DKR sebagai organisasi nir laba yang ingin membangkitkan warga kreatif di Indonesia dan membangun jaringan kerjasama dengan semua pihak yang tertarik untuk mengembangkan dunia kreatif di Indonesia sudah dimulai. Langkah itu tidak akan berhenti. "Kami mengajak semua pihak yang ingin membangun dan mengembangkan dunia kreatif untuk bergabung bersama mengembangkan potensi yang ada," ujarnya. Pada tanggal 20 Maret 2015, Sekjend DKR dan videografer relawan DKR juga akan berangkat ke Doha, Qatar, dan Muscat, Oman. Keberangkatan tersebut diantaranya untuk membangun jaringan di luar negeri dan membuat video dokumentasi tentang kegiatan warga kreatif dari Indonesia yang berusaha menawarkan hasil kriya warga kreatif Indonesia di luar negeri. Pada saat yang bersamaan, DKR juga akan membangun jaringan relawan kreatif dari semua pihak dan semua wilayah. "Kami tidak ingin menggelorakan potensi yang dimiliki warga kreatif, mengumpulkannya dan membantu untuk mengembangkan demi kemajuan bersama," ujar Dedeh. Lily Wahid mengatakan, saat ini, bangsa Indonesia butuh bangun dari tidur panjangnya. Indonesia kaya akan budaya dan hasil kriya kreatif, dengan 34 provinsi yang memiliki keunikan budaya masing-masing. Indonesia sangat berwarna dan tidak akan pernah habis ide kreatifnya. ”Kita sudah memiliki Badan Ekonomi Kreatif. Namun, kami juga ingin meninggikan kreasi masyarakat dari luar pemerintah karena itu saya bergabung bersama warga kreatif di Dewan Kreatif Rakyat,” katanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline