Lihat ke Halaman Asli

Merapi, Riwayatmu Kini

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini merupakan catatan Penulis sebagai relawan Merapi. Bencana meletusnya Gunung Merapi yang terjadi pada akhir Oktober (26/10/2010) hingga November di Yogyakarta tersebut sempat membuat repot semua orang di penjuru negeri ini. betapa tidak, karena ratusan korban luka-luka dan puluhan meninggal dunia. Intensitas merapi pun tidak menentu, sehingga timbul kecemasan warga dan pemerintah terhadap letusan–letusan susulan Gunung Merapi tersebut. Pada kondisi Yogyakarta yang sedang “sekarat” PPSDMS NF Regional Yogyakarta berinisiatif untuk membuka posko bantuan yang mempusatkan pada bantuan logistik. Secara bersamaan pula BSMI Depok, BSMI, NF Peduli, bekerjasama dengan PPSDMS NF Regional Jogja untuk membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban amukan merapi.

Bagi kami bencana merapi adalah sebuah tantangan untuk menguji betapa dalamkah kita memaknai arti persaudaraan, seperti terkandung dalam deretan-deretan Idealisme Kami PPSDMS Nurul Fikri. Sangat tidak layak jika bencana itu tidak kita pedulikan. Disana bisa disaksikan korban-korban kelaparan dan ada yang kehilangan keluarga, adik, kakak dan orang tuanya.

Tantangan terbesar kita pada saat itu adalah bagaimana bertahan dalam keadaan sulit untuk mengurus korban yang lebih sulit. Maka dari itu perjuangan pun terus melaju, Pejuang Laskar Nakula membuat sebuah strategi dalam penanganan bencana tersebut. Dengan bekerjasama dengan tim BSMR, BSMI Depok, BSMI, NF Peduli. Laskar nakula 5 di bagi menjadi 3 shift, masing masing mempunyai jam kerja pada waktu yang berbeda. Shift Pertama dari jam 07.00-14-00, Shift 2 dari jam 14.00-21.00 wib, dan shift 3 dari jam 21.00-07.00 wib. Dengan adanya pembagian waktu kerja itu, maka Tim laskar Nakula (termasuk saya) bisa juga berkontribusi di Fakultas dan Universitas. Karena pada waktu Bencana merapi semua kegiatan kampus diliburkan semua fokus ke bencana merapi. Hal ini disebabkan pada waktu letusan merapi yang kesekian kalinya, merapi mengeluarkan hujan kerikil halus, hingga sampai ke Lingkungan Kampus UGM. Bahkan Kampus UGM yang hijau menjadi abu-abu ditutupi oleh abu Vulkanik kasar.

Bahkan karena tebalnya abu Vulkanik, Laskar Nakula (termasuk saya) terjun ke lapangan tidak menggunakan jaket kebanggaan PPSDMS dikarenakan tebalnya debu Vulkanik. Hari demi haripun dijalani dengan Kegiatan serupa, melayani korban yang sakit, mengangkut barang-barang logistik, membersihkan posko-posko agar layak huni, membuka ruang Trauma Hiling bagi anak-anak korban Merapi. Daerahnya pun berubah-ubah, mulai dari Posko Stadion Maguo harjo, Posko Prambanan, Magelang, Klaten, dan Muntilan.

Semua tim tersebar ke daerah-daerah tersebut. Memang terasa penat, dan dahaga, serta letih yang tiada tarah. Tetapi melihat kegembiraan anak-anak kecil dan senyuman orang tua yang sedih, adalah sebuah energi untuk terus membantu sekuat tenaga agar mereka menjadi lebih baik. semoga Pasca Merapi akan ada sebuah perubahan besar demi Kesejahteraan rakyat Jogja khususnya Indonesia Umumnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline