Lihat ke Halaman Asli

Isu tentang Upacara Ngaben (Pitra Yadnya) Boros dengan Biaya

Diperbarui: 3 Januari 2023   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengenal kata Bali, tentu tidak asing lagi dengan yang namanya tradisi yang sudah terkenal di dalam negeri bahkan hingga luar luar negeri. Bali merupakan wilayah populasi yang sebagian besar dengan mayoritas beragama Hindu. Bali juga memiliki objek wisata yang indah, memiliki kesakralan yang sangat kuat, bahkan ritual dan tradisi tradisional yang sudah dikenal oleh dunia. Salah satunya adalah tradisi Ngaben (Pitra Yadnya) yang dilaksanakan oleh umat Hindu yang sudah turun-temurun dari dulu hingga sekarang.  Ngaben adalah upacara untuk membakar mayat Hindu di Bali, ini juga merupakan wujud cinta kasih kepada roh leluhur, pelaksanaan upacara ini bertujuan untuk mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta ke asalnya, serta menyucikan roh leluhur yang sudah meninggal dan melepaskan atman dari belenggu keduniawiaan. 

Banyak orang berpendapat bahwa upacara Ngaben ini memerlukan biaya yang begitu besar dalam proses persiapannya, karena dalam hal ini banten dan alat upakara yang digunakan dalam mempersiapkan upacara ini sangatlah banyak serta terdiri atas upacara yang begitu kompleks. Bukan hanya itu, harga untuk membeli badenya juga terbilang cukup mahal, sehingga sudah tidak heran lagi dengan biaya yang diperlukan. 

Namun, bukan berarti karna membutuhkan biaya yang besar maka upacara Ngaben ini tidak dilakukan. Tentu upacara Ngaben pasti tetap diperlukan dan harus dilaksanakan serta harus dipertahankan oleh umat Hindu. Upacara Ngaben ini merupakan prosesi upacara pengembalian Jiwatman kepada sang paratman atma, serta unsur Panca Maha Bhuta manusia kembali keasalnya, oleh karena itu upacara Ngaben sangat penting bagi umat Hindu Sadharma. Dalam hal ini untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan saat Ngaben tidak terlalu besar, keluarga dari Jenazah yang sudah meninggal dapat melakukan upacara Ngaben secara masal yang diadakan setiap 4/5 tahun, yang sesuai dengan kesepakatan bersama di Desa yang mereka tinggali. Sehingga ini menjadi solusi bagi umat Hindu agar tetap melaksanakan upacara Ngaben dengan biaya yang tidak begitu besar, yang bisa dikatakan tidak menjadi upacara yang boros dengan biaya, serta dapat menjadi wujud Bhakti dan cinta kasih kita terhadap para Leluhur yang telah meninggal.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline