Lihat ke Halaman Asli

Satu Darah Satu Amarah, Ada Darah yang Harus Terjarah

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Darah tidak cukup membendung amarah.
Kesakitan tidak cukup terbayar kematian.
Adalah kebencian yang mulai tumbuh.
Membangun jiwa, menggenggam logika.

Engkau tidak harus tau tentang semua.
Karena luka tidak terbagi..

Ketenangan adalah kematianmu.
Kedamaian adalah kesengsaraanmu.

Hingga jiwa terbang melayang,
Adalah cerita yang tak kikis oleh masa.
Hilanglah sudah rasa percaya.
Ketika api kau sulut terlalu jauh.

Dan engkau bangga ?
Engkau benar ?
Semua orang menginginkanmu ?
Kau harus bangga, kau benar, semua orang menginginkanmu, menginginkanmu mati !

Rasa penyesalan yang mendalam akan dirasakan.
Kesakitan luar biasa akan kau terima.
Lelah, letih, frustasi.
Semua adalah kenyataan yang harus dihadapi.

Mimpi-mimpi akan mulai mati.
Ilusi hanya bermain dalam imajinasi.
Di alam bawah sadar adalah kehidupan.
Terasing, terpasung, terluka dalam jiwa.

Takan ada kedamaian, takan ada ketenangan..

Hingga penghakiman tiba, bersiaplah untuk tercampakan.
Bersiaplah untuk terasingkan.

Sama seperti diriku yang terhina.
Sama seperti rasaku yang kau sirnakan.

Dendam ini takan hilang dan tenggelam.
Aku adalah kerdil untuk matamu.
Dan aku adalah ancaman nyata untukmu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline