Lihat ke Halaman Asli

Celoteh Rasa dan Luka

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1337344456653592574

[caption id="attachment_182156" align="aligncenter" width="333" caption="foto doct pribadi putri taureza"][/caption]

Kau pernah bertutur tentang Rasa Menggambarnya seindah untaian pelangi Merajutnya seindah juntaian benang sutra Serta menaburkan aroma wewangian yang semerbak baunya.

***** Tapi pelangi tak lantas datang selepas hujan Rajutan benangmu pun terlalu rapuh untuk kutahan Bahkan aroma wangi yang kau tabur menguap begitu saja Berlalu bersama angin yang berhembus perlahan

***** Lantas yang tersisa untukku??? Hanya jejeran aksara yang tak lagi punya makna Aahh...  tak perlu kau umbar Rasamu Semakin kau ucap, semakin terasa hambar ku dengar

***** Hey kau... Sang pengumbar Rasa... Mungkin bukan hanya padaku kau ungkap Rasa Terlalu gamblang jejakmu terbaca Hingga perlahan Lukaku pun semakin teraba...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline