Lihat ke Halaman Asli

Inovasi Es Krim dari Tulang Ikan Tuna dari Mahasiswa Farmasi Universitas Negeri Gorontalo

Diperbarui: 16 November 2021   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE / mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir, terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin. Menurut Sudiman dalam Ngaisyah, stunting pada anak balita merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa lampau dan pada 2 tahun awal kehidupan anak dapat memberikan dampak yang sulit diperbaiki. Salah satu faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi stunting yaitu status ekonomi orang tua dan ketahanan pangan keluarga.

Asupan kalsium pada masyarakat di Indonesia sangatlah rendah yaitu berkisar antara 270-300 mg per hari.Padahal asupan kalsium yang dianjurkan menurut standar Internasional adalah sebesar 1.000-1.200 mg per hari. Selain itu, pemanfaatan limbah tulang ikan tuna masih jarang ditemukan, dimana tulang ikan tuna dapat dijadikan sebagai sumber bahan makanan yang tinggi akan kalsium. Pada saat ini asupan kalsium pada masyarakat Indonesia masih rendah.

Pemanfaatan limbah tulang ikan tuna ini jarang diketahui oleh sebagian masyarakat. Untuk itu melalui SKIM Penelitian Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo. Mahasiswa Farmasi Universitas Negeri Gorontalo melakukan sebuah inovasi pemanfaatan limbah tulang ikan tuna sebagai salah satu bahan pembuatan es krim yang memberikan manfaat kesehatan terhadap konsumen. Es krim merupakan makanan yang banyak digemari oleh anak-anak sehingga es krim dari limbah tulang ikan tuna bisa menjadi pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan kalsium pada anak.

Tulang ikan merupakan salah satu bentuk limbah dari industri pengolahan ikan yang memiliki kandungan kalsium terbanyak diantara bagian tubuh ikan, karena unsur utama dari tulang ikan adalah kalsium, fosfor dan karbonat. Ikan tuna merupakan komoditas perikanan Indonesia yang banyak menghasilkan devisa (terbesar kedua setelah udang). Peningkatan nilai produksi ikan tuna dari tahun ke tahun menunjukkan nilai yang cukup tajam. Peningkatan volume produksi ini akan meningkatkan volume limbah hasil industri pengolahan tuna tersebut.

Pemanfaatan limbah tulang ikan tuna sebagai sumber kalsium merupakan salah satu alternatif dalam rangka menyediakan sumber pangan kaya kalsium sekaligus mengurangi dampak buruk pencemaran lingkungan akibat dari pembuangan limbah industri pengolahan tuna. Sehingga kami mengambil inovasi untuk membuat es cream dari tulang ikan tuna dimana dapat di konsumsi pada anak -- anak untuk menambah konumsi asupan kasium dan gizi pada anak -- anak agar mencegah mereka dari stunting.

 Proses produksi dimulai dari pengumpulan bahan baku dimana bahan-bahan yang digunakan dapat diperoleh dari pedagang-pedagang yang ada di pasar tradisional Gorontalo serta dapat diperoleh dari mini market maupun super market. Untuk tulang ikan tuna sendiri dapat di peroleh dari para nelayan yang ada di sekitar pantai atau pasar tradisional yang kemudian diolah menajdi es cream dengan berbagai varian rasa.

Dokumen pribadi

Dokumen pribadi

Sebelum di pasarkan, ice cream yang sudah jadi dilakukan kontrol kualitas untuk memastikan kualitas produk sesuai dengaan stndar yang berlaku. Kontrol kualitas meliputi rasa ice cream, bentuk ice cream, bahan tercemar, serta keberadaan produk yang rusak, jika di dapatkan produk yang layak, maka di lakukan pemasaran terhadap produk. Sebaliknya jika di dapatkan produk yang jelek, maka produk tidak di pasarkan dan dilakukan evalusi terhadap proses pembuatan produk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline