Lihat ke Halaman Asli

I Dewa Nyoman Sarjana

profesi guru dan juga penulis.

Sampan-Sampan Mengering

Diperbarui: 20 Maret 2024   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampan-sampan yang menepi.(Kompas.com/Ronny Adolof Buol)

(Pesisi pulau Serangan)
DN Sarjana

Membaca syair puisi
: upacara bersampan di teluk benua
usah tanyakan
dimana nenek moyang memintal jaring
sambil tembangkan pupuh pangkur
sebelum lepas ke muara
bermain riak gelombang
dan sengat matahari
memanggil ikan menepi

Tak usah ditangisi
sampan sampan warisan
tertambat menepi mengering
tak tahu jalan pulang
sebab rerajah dalam pundi
menjadi sihir mengusir
sesontengan caru
penjaga sang kala

Kini petarung sudah menang
kita menonton luar batas kalangan membayangkan nenek moyang
menjerit dan memanggil manggil
taji bertuah sang baruna
datangkan pasang
hingga hutan bakau tumbuh
tambatkan perahu moyang

Sumber: gambar sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline