Lihat ke Halaman Asli

I Dewa Nyoman Sarjana

profesi guru dan juga penulis.

Cahaya di Bulan Ramadhan

Diperbarui: 11 Maret 2024   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar pixabay gratis


Cahaya di Bulan Ramadhan

DN Sarjana


"Maafkan Aku harus jauh darimu Suci. Kita tak kan bisa merawat anak kita untuk masa depan mereka." Kata Farhan memelas dihadapan istrinya. Farhan sudah lama meminta kepada Suci untuk bekerja di luar negeri, tapi selalu dilarang oleh istrinya.

Sambil menghidangkan wedang jae, Suci duduk di  samping Farhan. "Pa, sudah beberapa kali Papa minta kepadaku. Aku mengerti akan kegelisahanmu tentang masa depan anak kita. Tapi hidup ini bukan kita yang menentukan. Kita hanya bisa berusaha Farhan!", ucap Suci sambil memegangi tangan suaminya.

Begitulah pembicaraan serius pasangan yang baru menjalin rumah tangga. Farhan dan Suci yang tinggal di Desa Ciganjur menjalani hidup mandiri di desa bersama buah hatinya yang baru berumur dua tahun.

Di malam pertama Ramadan, Farhan duduk di teras rumahnya. Ia menikmati hembusan angin yang sejuk. Disertai kehadiran sinar rembulan di celah dedaunan yang menerangi langit. Sayup-sayup terdengar suara azan berkumandang.

Farhan teringat pada masa lalu, masa empat tahun saat pertama ia bertemu dengan gadis desa yang lugu. Pertemuan pertamanya dengan Suci tetangga tidak jauh dari rumahnya. Farhan dan Suci bertemu di masjid pada malam pertama Ramadan.

Antara Farhan dan Suci memang sempat berpisah cukup lama, karena orang tua Suci berpindah tugas sebagai guru di luar Kabupaten. Sementara orang tua Farhan seorang manteri yang ditugaskan di Desa Ciganjur.

Saat SMA, orang tua Suci memasuki masa pensiun. Mereka kemudian pulang kampung. Suci yang masih remaja mengikuti orang tuanya. Sementara dua orang kakaknya yang sudah berkeluarga berpencar.  Ada tinggal di Jakarta dan satu lagi di Bandung.

Farhan masih ingat hubungannya dengan Suci semakin dekat dan tumbuh benih-benih cinta saat ia menawarkan untuk mengantar Suci pulang setelah shalat tarawih, dan dari situlah hubungan mereka mulai terus bersemi.

"Pa, tidur dulu. Jaga Rido tidur. Aku mempersiapkan untuk sahur nanti." Farhan dikejutkan oleh suara istrinya. Ia bergegas mendekat dan masuk kamar. Farhan masih sempat memberi ciuman hangat istrinya sebelum ditinggal ke dapur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline