Lihat ke Halaman Asli

I Dewa Nyoman Sarjana

profesi guru dan juga penulis.

Awal Cinta di Ubud

Diperbarui: 26 Februari 2024   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Awal Cinta di Ubud
DN Sarjana

Siapa yang tidak pernah mendengar nama Ubud. Suasana alam pedesaan ditata asri. Tidak heran disetiap tempat dibangun rumah hunian untuk tamu baik berupa home stay, villa, resort dan hotel. tidak salah Ubud dijuluki kampung tourism. Ubud terkenal di manca negara dan sering menjadi daerah tujuan wisata nomer satu di dunia. Bicara soal seni, di Ubud lah tempat dan lahirnya seniman kelas dunia.

"Ya, begitu. Agak geser ke timur. Ada melirik kesini. Ya...ya...pas. Tapi rambut disingkap dikit".

"Ah, gimana sih yang pas Bapak?" Perempuan itu agak ketus.

"Boleh aku pegang sebentar rambutmu?"
Perempuan dengan wajah lumayan manis itu mengangguk. Dendi merasa tidak enak bersentuhan dengan setiap model yang akan dilukisnya. Dia selalu menjaga privatisasi seseorang. Apalagi dia seorang gadis.Dendi dua tiga kali memberi perintah gadis yang sedang dilukis. Sketsa lukisan mulai tampak. Dia melihat gadis itu gelisah.

"Ma, aku capek".
Mamanya kemudian bertanya kepada Dendi. Adakah jalan memotret anaknya untuk kemudian dilukis.

"Boleh aja bu. Tapi saya biasanya lebih suka dari pemodelan langsung, karena tidak terpengaruh situasi buatan. Baik saya potret aja". Dedi mengambil kamera hp, lalu memotret gadis itu beberapa kali.

"Sudah, silahkan. Pengambilan selesai".

Gadis itu melangkah mendekati ibunya. Diambilnya botol minuman, lalu dia mendekati sketsa lukisan tadi.

"Pak, kok senyumku kecut banget sih?"

"Kan belum selesai. Nanti akan dipadukan dengan poto tadi Buk".
Gadis itu menoleh kepada Dedi. Lalu dia berkata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline