#Cerpen_roman
Setungkub Padang Ilalang
DN Sarjana
Ini hari ke tiga Arumi harus menginap di rumah sakit. Ia harus berjuang melawan sakit yang menggerogoti tubuhnya. Dengan setia Aril menunggui. Walau hanya malam hari, tapi sudah membuat hati Arumi tenang.
Bermula dari rasa lelah yang berkepanjangan karena Arumi hampir setiap malam harus tampil energik memutar musik sesuai dengan permintaan pengunjung. Ia bekerja sebagai DJ di sebuah klub malam ternama dibilangan Kuta. Sampai akhirnya dia tepar tak sadarkan diri dan harus dilarikan kerumah sakit.
"Mas Aril, kamu pasti lelah menungguku setiap malam di sini. Biarkan saja aku sendiri di sini. Aku tak apa-apa. Toh sewaktu-waktu aku bisa memanggil perawat kalau ada keperluan." Suara Arumi lemah. Sementara di tangannya bergelayut selang infus.
"Arum, aku masih bisa kok. Aku kan bisa tidur di korsi panjang ini. Aku tak ingin kamu sendirian." Aril memegang tangan Aruni dengan penuh kasih sayang.
Arumi berusaha menahan air matanya. Ia merasa terharu akan kasih sayang Aril. Padahal kalau diingat-ingat, mengawali pertunangannya tidak ringan rintangan yang dilalui.
Maklum Arumi hanya seorang DJ. Tahulah, pekerjaan malam seperti itu, dibanyak pikiran orang selalu mendapat stigma negatif. Mereka sering dikaitkan dengan istilah dugem dan pasti dekat dengan minuman keras, barang terlarang dan pergaulan bebas.
Padahal buat Arumi, bekerja di tempat itu, semata karena tuntutan luar bisa dari keluarga. Bayangkan dia hanya perantau. Sementara dia harus mengajak dua adiknya dan kedua-duanya masih sekolah.
Ketrampilan yang Arumi bawa merantau hampir tidak ada. Awalnya dia hanya bekerja serabutan. Dari karyawan loundry sampai pekerja di salon kecantikan.
Pertemuan dengan Aril suatu saat ketika Aril mengambil cuciannya di loundry.
"Sudah selesai mbak?