Lihat ke Halaman Asli

I Dewa Nyoman Sarjana

profesi guru dan juga penulis.

Memulang Rindu di Sudut Kota Yogja

Diperbarui: 27 Juli 2023   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 sumber gambar poto sendiri

MEMULANG RINDU DI SUDUT KOTA YOGJA
DN Sarjana

Titik nol. Begitulah masyarakat Yogja menyebutnya. Aku malu bertanya. Yang dimaksud titik nol apa sih. Aku biarkan pertanyaan itu menggelayut di kamar tempat menginap. Jujur walau Aku sudah dua tiga kali datang ke Yogja, tapi itu semata karena tugas. Tidak sempat lah perasaan sesantai kunjungan kali ini.

Senja telah menapaki kota Yogja. Sayang hujan gerimis turun, hingga aku menunda sebentar perjalanan menuju tempat yang tidak asing bagi wisatawan ke Yogja yaitu Malioboro. Aku ingin melepas kangen yang lama memenjara kerinduanku pada wajah Malioboro yang mempesona.

"Ayo kita berangkat. Hujan sudah berhenti." Kata Rido sambil mengambil tas kecil."

"Aku nurut aja Do." Jawabku sambil mencari poto-poto di hp tentang makanan khas Yogja.

Tidak berselang lama grab yang dipesan Rido sudah nyampe. Aku dan Rido bergegas naik. Kurang lebih 30 menit, kami turun di utara Malioboro. Berjalan dikerumunan pengunjung sungguh menyenangkan. Beragam tampilan utamanya pastilah yang perempuan aku lirik-lirik. Wajarlah Aku masih muda dan merasa ganteng, eee.

"Matamu gelagapan ya. Awas tersandung batu besar." Tiba-tiba Rido nyeletuk. Rupanya dia memperhatikanku.

"Heeem..., maklumlah Rido. Siapa tahu aku dapat jodoh di sini." Jawabku sambil belingsutan.

"Lelaki doyan, emang tidak cukup satu." Rido menjawab sambil memegang tanganku menelusuri pinggir toko di Malioboro. Aku tertegun melihat temaram lampu nan indah. Sesekali ditingkahi deraf suara pedati dan kaki kuda membawa muatan. Deretan toko memajang baju batik dan pernak-pernik khas Yokja menambah semarak jalanan wisatawan yang ingin berbelanja. Di depan pertokoan Aku terhenti sejenak. Aku baca sebuah tulisan nama jalan berwarna biru langit. Aku lama memandangi. Apakah aku salah lihat? Pikirku. Aku baca berulang. Tetap saja bacaannya "Jln Sarjana." Di bawahnya tertulis Sasaran Janda Muda. Aku tersenyum sendiri.

"Ngapain sih kamu senyum sendiri?" Tanya Rido sambil memegang pundakku.
"Rido. Coba kamu baca!" Aku tunjukkan telunjukku. Rido pun tersenyum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline