Apa gunanya punya ilmu jika kita tidak berbagi? Apalagi dengan berbagi, ilmu kita ternyata tidak berkurang tetapi justru semakin kaya dan bertambah. Terbukti dari berbagai kegiatan Temu Pendidik (Mudik) organisasi profesi guru Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN). Di sana para guru bisa berbagi praktik baik yang mereka lakukan di kelas. Saat Mudik, para guru saling bertukar praktik baik sehingga bisa mendapat masukan tentang apa saja yang sudah dilakukan. Juga ide-ide baru yang mungkin muncul dari hasil pemaparan rekan-rekannya.
Menguntungkan? Tentu saja. Bagi yang membagikan praktik baik, akan ada proses refleksi yang lebih luas. Apalagi ketika muncul umpan balik dari peserta. Bagi yang jadi peserta, Mudik merupakan wadah untuk 'belanja ide' yang bisa diterapkan saat belajar mengajar di kelasnya masing-masing.
Murid yang Berkarya
Ikut organisasi ini sejak 2019, saya pun kerap menjadi pemateri maupun peserta. Hasilnya, sejumlah praktik baik bisa saya terapkan di kelas dan membantu mewujudkan Merdeka Belajar bagi murid.
Salah satunya adalah saat murid-murid ingin punya proyek.
Dari hasil Mudik, saya menjadi pemantik. Usulan dan inisiasinya saya serahkan kepada murid. Baik soal proyek apa yang dipilih maupun pembagian tugas hingga eksekusinya.
Saat itu, dibagi dalam beberapa kelompok, mereka ingin punya karya yang bisa dipamerkan saat akhir semester. Tapi apa? Yang bermanfaat, tapi juga murah. Mereka akhirnya memilih proyek penanaman kangkung dan pakcoy. Dua sayuran yang lazim digunakan ibu-ibu mereka sebagai bahan masakan di rumah.
Berusia 13-15 tahun, anak-anak yang beranjak remaja ini ternyata berhasil menemukan 'why'-nya.
Mengapa proyek ini digagas dan dikerjakan.