Lihat ke Halaman Asli

Devya Fadly

Mahasiswa

Metode Pendidikan Komunikasi Islami dalam Keluarga Perspektif Al-Quran

Diperbarui: 12 November 2023   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Metode Pendidikan Komunikasi Islami dalam Keluarga Perspektif Al-Qur'an

 

Komunikasi adalah suatu peristiwa yang terjadi secara internal, murni pribadi, yang dibagi dengan orang lain, dan pengalihan dari satu individu atau kelompok ke yang lain, terutama melalui penggunaan simbol. Menurut pendapat ini, pendidikan komunikasi Islami menuntut adanya peristiwa atau pengalihan informasi internal antara anggota keluarga dalam upaya mempertahankan dan mengembangkan masyarakat dengan norma dan akhlak yang baik. Keluarga lembaga terkecil dalam upaya meningkatkan kesadaran politik. Semua anggota keluarga memiliki hak untuk menyuarakan pendapat mereka sendiri. Ajaran syura Islam memiliki makna yang sangat luas, termasuk unsur pendidikan. Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan untuk mengajarkan komunikasi Islami dalam perspektif Al-Quran:

A. Metode Teladan

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. al-Ahzab, 33: 21)

Seringkali, ayat-ayat ini digunakan sebagai contoh perilaku Nabi Muhammad Saw untuk dijadikan contoh teladan bagi umat manusia. Ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, Aisyah r.a menjawab bahwa al-Qur'an adalah akhlaknya. Kenapa? Karena karakter, kepribadian, perilaku, dan hubungannya dengan orang lain merupakan pengejawantahan alQur'an. Lebih dari itu, prinsip dan metode pendidikan dalam al-Qur'an didasarkan pada akhlak beliau. Metode Islam, keteladanan Rasulullah, telah diberikan oleh Allah SWT sejak lama dan terus berlangsung hingga hari ini. Menurut Lift Anis Ma'shumah, kepribadian Rasulullah SAW merupakan teladan universal untuk semua manusia dan generasi. Terbaik yang

B.  Metode Qaulan Saddan (Perkataan yang Tegas) 

Dalam al-Qur'an al-Karim, kata "Qaulan Saddan" disebut dua kali. Untuk pertama kalinya, Allah SWT memerintahkan manusia untuk menyampaikan qawlan sadidan tentang masalah anak yatim dan keturunan. Dan orang-orang harus takut jika mereka meninggalkan orang-orang yang lemah yang khawatir tentang kesejahteraan mereka di kemudian hari. "Hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT dan berkata qawlan sadidan" adalah perintah kedua yang diberikan oleh Allah SWT setelah takwa: 

"Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah SWT dan ucapkanlah qawlan sadidan." Setelah itu, Allah SWT akan meningkatkan amalan Anda dan mengampuni dosa Anda. Orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya akan memiliki banyak keuntungan. Dalam pendidikan komunikasi Islami, metode qawlan sadidan menunjukkan pijatan yang diberikan kepada anak-anak saat mereka mendidik mereka dengan berkata yang benar sesuai al-Qur'an dan hadis serta fakta.

            Menurut al-Qur'an, berbicara yang benar berarti menyampaikan pesan yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Allah; oleh karena itu, menyampaikan pesan yang benar berarti melakukan kegiatan amal. Berbicara sesuai dengan kebenaran dengan standar al-Qur'an dan sunah adalah hal yang paling penting bagi mereka yang ingin sukses dalam karir mereka, serta dalam mendidik keluarga dan masyarakat mereka. Karena apa yang diucapkan akan didengar dan dicatat sehingga menjadi kebiasaan yang dipraktikkan, yang pada akhirnya membentuk karakter seseorang, terutama dalam keluarga. Karena itu, pepatah Arab mengatakan al-ummu almadrasatu al-ula ibu adalah sekolah pertama anak-anaknya. Berkata benar dalam keluarga berarti mengajarkan kedisiplinan perilaku; ini akan membantu anak-anak memahami dan mengikuti aturan perilaku.

"Dari Abdillah r.a., Nabi Muhammad Saw bersabda: "sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa kepada surga dan sesungguhnya seseorang akan dikatakan benar apabila ia dipercaya. Dan sesungguhnya dusta membawa kepada perbuatan keji, dan perbuatan keji itu membawa kepada ke neraka. Dan barang siapa berdusta maka Allah akan mencatatnya sebagai pendusta di sisi-Nya" (HR. Bukhari)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline