Papua Barat memiliki kondisi topografi yang sangat bervariasi mulai dari dataran rendah, rawa, hingga dataran tinggi. Tipe tutupan lahan di Papua Barat berupa hutan hujan tropis, padang rumput, dan padang alang-alang. Ketinggian wilayah di Provinsi Papua Barat bervariasi dari 0 hingga 1000 m. Kondisi tersebut merupakan salah satu faktor yang menjadi penghalang transportasi antar wilayah, terutama transportasi darat. Masih perlu adanya pembangunan infrastuktur transportasi seperti jalan untuk mempermudah aktivitas masyarakat di Papua Barat. Setiap pembangunan infrastruktur tidak lepas dari kegiatan pemetaan. Dengan demikian, peran konsultan pemetaan sangat penting di Papua Barat.
Papua Barat dilewati patahan aktif Sesar Sorong yang merupakan zona sangat rawan gempa bumi. Selain itu kawasan pesisir Papua Barat juga rawan terhadap bencana tsunami. Umumnya Wilayah Manokwari merupakan daerah yang paling rawan gempa. Akan tetapi, secara umum wilayah Papua Barat rawan terhadap gempa bumi. Dalam kegiatan pembangunan infrastruktur, diperlukan seorang ahli yang mampu melakukan pemetaan daerah bencana sehingga dapat memberikan rekomendasi yang terbaik.
Luas hutan produksi di Papua Barat menempati proporsi tertinggi yaitu sebesar 62,65%. Hutan lindung dan hutan konservasi menempati luasan sebesar 34,84%. Areal penggunaan lain seluas 2,51 % dari luas kawasan hutan merupakan lahan-lahan pemukiman dan lahan budidaya. Dari statistik tersebut diketahui bahwa wilayah Papua Barat kebanyakan adalah hutan. Kawasan hutan ini perlu dipertahankan keutuhannya untuk jangka panjang.
Dalam memanajemen kawasan hutan diperlukan peran sistem informasi geografis agar efektif. Tenaga ahli yang mampu melakukan analisis spasial seperti perhitungan pohon, identifikasi kondisi pohon di hutan menjadi sangat penting untuk melestarikan hutan di Papua Barat. Tenaga ahli ini dapat ditemukan pada konsultan pemetaan.
Potensi wisata di Papua Barat tak kalah menarik. Di Papua Barat terdapat satu destinasi wajib yang harus dikunjungi bagi orang yang berwisata disini, yaitu Raja Ampat. Kepulauan Raja Ampat adalah rangkaian empat gugusan pulau yang merupakan salah satu dari sepuluh situs menyelam terbaik di dunia. Namun, selain Raja Ampat masih ada banyak objek wisata di Papua Barat seperti Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Danau Framu, dan lain sebagainya.
Kebanyakan wisata di Papua Barat merupakan wisata alam. Objek wisata ini seharusnya dikelola dengan baik sehingga dapat menarik banyak wisatawan. Pengelolaan objek wisata tak lepas dari pembangunan infrastuktur yang mempemudah wisatawan untuk mencapai tempat tujuan seperti jalan, pelabuhan, dan bandara. Pembangunan infrastruktur ini tak lepas dari peran konsultan pemetaan.
Nah, itulah beberapa hal yang dirangkum oleh tim Global Eksplorasi Indonesia yang membuktikan bahwa Papua Barat masih memerlukan banyak tenaga konsultan pemetaan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H