Lihat ke Halaman Asli

Devon Johanda

Mahasiswa

Diriku yang Kubangun dan Kuimpikan

Diperbarui: 8 Agustus 2023   19:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah dirimu yang saat ini sesuai dengan dirimu yang kamu impikan? Apakah dirimu yang sekarang adalah seseorang yang bisa menjadi teladan bagi dirimu di masa lalu?

Membangun diri adalah hal yang secara naluriah dilakukan oleh setiap individu sejak mereka memiliki kesadaran diri untuk pertama kalinya. Kesadaran adalah sebuah perasaan atau intuisi yang datang dari dan dikendalikan oleh alam bawah sadar kita. Sejak pertama kali bisa menerima dan mengolah informasi dari dunia, kita perlahan membangun pribadi kita dari nol. Melalui kognisi, pengalaman, introspeksi diri, pemikiran pribadi, kehidupan batin, imajinasi serta kemauan, seorang individu membangun kepribadiannya.

Contohnya seorang bayi, ia memiliki perasaan tetapi belum memiliki cukup kata-kata dan pengetahuan berbahasa untuk menyatakan apa yang ia rasakan sehingga cenderung langsung menangis tanpa alasan yang jelas. Tetapi seiring bayi tersebut beranjak dewasa, ia belajar dari dunia di sekitarnya bisa berupa ajaran dari rumah, sekolah, ataupun tempat ibadahnya. Dengan pengetahuan yang ia dapatkan itu, ia menerima nilai-nilai yang ia rasa perlu dijunjung tinggi, kepercayaan yang harus ia pegang erat, dan sebuah pendirian yang harus ia jaga. Semua hal ini membuatnya menjadi individu yang unik dari individu-individu lainnya, sebab cara seseorang merasakan dan memahami sesuatu selalu berbeda beda.

Proses pembangunan diri seorang individu hanya bisa dilakukan oleh dirinya sendiri. Tentu proses itu dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, tetapi pada akhirnya hanya individu itu sendirilah yang dapat menentukan jati dirinya sendiri. Menemukan jati diri kita sendiri tentunya tidak akan mudah dan memerlukan waktu proses yang berbeda bagi tiap-tiap individu. Jika tidak bisa melakukan hal ini, maka seorang individu akan merasa tersesat dan tidak bisa menemukan jati dirinya sendiri. Seseorang yang kehilangan atau merasa dirinya tidak memiliki sebuah jati diri akan sulit menemukan motivasi untuk melakukan sesuatu. 

Mereka terombang-ambing kesana kemari mencoba berbagai cara untuk mencari makna dari kehidupan mereka sendiri. Hal inilah yang kemudian dapat mendorong seseorang untuk salah mengambil langkah dalam hidup. Tindakan-tindakan yang melawan hukum, moral, dan etika dapat dilihat sebagai cara untuk individu tersebut bisa menemukan jati dirinya sendiri. Penting sekali untuk kita dapat menemukan jati diri masing-masing, tetapi perlu berhati-hati pula agar tidak menyusuri jalan yang salah. Pemikiran yang kritis dan dewasa menjadi komponen penting dalam menuntun jalannya seorang individu.

Seseorang yang dijadikan teladan adalah salah satu cara utama untuk menuntun misi panjang pencarian jati diri seseorang. Sejak kecil kita melihat karakter-karakter teladan baik fiksi maupun nyata. Mulai dari pahlawan-pahlawan dari komik, buku, serta kartun yang kita tonton, ataupun tokoh-tokoh nyata dari dunia yang kita kagumi. Tokoh-tokoh ini memberikan gambaran ideal kepada kita tentang seorang pribadi. Pahlawan fiksi seperti Superman menggambarkan pribadi ideal yang memiliki sikap heroik, rela berkorban, dan kuat. 

Pahlawan nasional seperti Ir. Soekarno memberi contoh pribadi yang patriotik, pemberani, cerdas, dan menjunjung tinggi nilai-nilai bela negara. Orangtua dan guru juga dapat menjadi contoh teladan ini karena mereka berperan penting pada masa-masa awal pembangunan karakter seseorang.

Maka dapat disimpulkan bahwa, membangun diri adalah hal yang krusial dan harus dilakukan oleh seorang individu. Dalam membangun dirinya wajiblah individu itu untuk memiliki pemikiran yang kritis dan dewasa sehingga berhati-hati dalam tiap langkahnya. Jika merasa tersesat ada baiknya kita mencari arahan dari orang-orang di sekitar kita. Dengan membangun diri, kita menemukan jati diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline