Lihat ke Halaman Asli

Devivi Ariana

Mahasiswa

"Laut Bercerita", Kepada Mereka yang Dihilangkan dan Tetap Hidup Selamanya

Diperbarui: 28 Juni 2024   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel Laut Bercerita/dok Pribadi

Halo, apa kabar semua? kembali dengan saya. Di sini saya akan menganalisis sebuah novel yang populer di kalangan remaja.

Laut Bercerita merupakan salah satu novel fiksi karya Leila S. Chudori, seorang penulis terkenal Indonesia. Karya ini tidak hanya menceritakan kisah tentang persahabatan, cinta, kekeluargaan, pengkhianatan, dan perjuangan, tetapi juga menggali lebih dalam tentang periode kelam sejarah di Indonesia. Kisah yang terinspirasi oleh peristiwa ditahun 1998, tragedi penculikan dan penghilangan aktivis pro-demokrasi di masa Orde Baru.

Leila S. Chudori membawa pembaca mampu menggambarkan emosi-emosi dengan cara yang realistis dan menyentuh hati dari kehilangan dan perlawanan melalui perspektif tokoh-tokoh yang berbeda. Karya ini tidak hanya menggambarkan penderitaan fisik akibat penindasan, tetapi juga trauma psikologis yang harus dihadapi oleh mereka yang ditinggalkan.

Novel tersebut memiliki ketebalan sebanyak 379 halaman. Dimana menggunakan alur maju-mundur dan sudut pandang yang berbeda-beda untuk menceritakan kisah para karakternya. Di novel ini terdapat dua bagian.

Bagian pertama dari sudut pandang Biru Laut, menceritakan tentang seorang mahasiswa program studi Sastra Inggris. Laut sangat menyukai dunia sastra dan hal-hal yang memiliki unsur-unsur sastra, seperti buku klasik karya Pramoedya Ananta Toer yang pada masa orde baru buku tersebut dilarang beredar di Indonesia.

Laut memutuskan untuk membeli buku tersebut secara rahasia dan membuat duplikatnya di tempat yang dilarang untuk fotokopi. Di sinilah Laut bertemu dengan Kinan, yang mengenalkan Laut sebuah organisasi Winastra dan Wirasena. Sejak itu lah Laut bergabung dengan Winastra. Laut semakin aktif berdiskusi buku dengan rekan-rekannya dan melakukan tindakan untuk membela rakyat serta meminta pemerintah untuk mengembalikan hak-haknya sebagai warga negara.

Perjuangan Laut dan teman-temannya sebagai aktivis tidaklah mudah. Selama diskusi, mereka secara tiba-tiba diganggu oleh intelijen yang datang ke markas mereka. Kemungkinan ada bahwa seseorang telah menyebarkan apa yang telah didiskusi mereka. Beberapa anggota organisasi Winatra memiliki curiga terhadap Naratama, yang tidak terlihat saat penangkapan.

Kemudian Sunu, Mas Gala, dan Narendra secara tiba-tiba menghilang. Disusul oleh beberapa temannya yang lain, yang tiba-tiba menghilang. Laut, Alex, dan Daniel pun ikut menghilang. Siksaan yang mereka terima selama penyekapan sangatlah sadis dan biadab. Sehingga membuat pembaca merasakan betapa berjuang dalam melawan kekejaman.

Novel ini juga mendorong pembaca untuk mempertimbangkan efek kekerasan politik terhadap keluarga dalam jangka panjang.

Matilah engkau mati
Kau akan lahir berkali-kali....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline