Lihat ke Halaman Asli

Ada Apa Dengan Cinta 2: Nostalgic Tapi Miskin Konflik

Diperbarui: 30 April 2016   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Yogyes.comYess, film yang paling ditunggu-tunggu banyak orangnya akhirnya tayang perdana juga 28 April 2016 lalu.

Gw jujur bukan pecinta film Indonesia dan sebagai orang yang cukup perhitungan soal duit, gw lebih males lagi nonton film Indonesia di bioskop. Karena menurut gw, dengan sabar menunggu beberapa bulan, film nya toh bakal tayang di layar kaca dan bisa ditonton free. (iyeee, gw segitu perhitungannya)

Film dimulai dengan Cinta yang lagi kumpul-kumpul di kafe bareng temen-temennya: Milly, Maura, dan Karmen. Milly (Sissy Priscillia) diceritakan menikah dengan Mamet (Dennis Adhiswara) dan saat ini sedang hamil. Maura (Titi Kamal), menikah juga dengan Chris or Kris or I dont know how to spell it (yang diperanin sama suami aslinya sendiri Christian Sugiono) dan sudah memiliki anak. Karmen (Adinia Wirasti), divorced dan sempat bersentuhan dengan drugs. Sedangkan Alya, diceritakan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Dan Cinta (Dian Sastrowardoyo) baru saja tunangan dengan Trian (Ario Bayu) dan memiliki small art gallery.

Menurut gw, film ini full of nostalgic things tapi miskin konflik. Ceritanya super simpel dan ada kesan agak dipaksakan.

Nostalgic ketika ngeliat interaksi Cinta dengan teman-temannya, berasa banget chemistrynya. Kayak ngeliat sekumpulan teman lama yang uda tau satu sama lain sampai ke dalam-dalamnya. Mereka kayak ga perlu acting ketika sedang scene bareng-bareng. It's just like looking their interaction in real life. Meanwhile, Rangga tetap dingin, misterius, and attractive in his kind of way.

Dan semakin nostalgic ketika adegan mulai beralih dan fokus pada Cinta dan Rangga.

Cara Rangga ngajakin Cinta keliling Jogja. Mulai dari sewa mobil, ngajakin nonton puppet show (gw tertarik BANGET sama pertunjukkan ini), ngajakin makan sate, ngajakin ke Punthuk Setumbu to watch the sunrise. Ya pokoknya cara-cara lama Rangga yang ngebuat kita cewe-cewe gregetan (sama kayak Rangga di AADC pertama). Ya, jadi lebih nostalgic dengan karakter Rangga jadinya. Dan gimana chemistry Rangga dan Cinta dapet banget. Chemistry yang membuat penontonnya ngarep mereka bener jadi pasangan di dunia nyata.

Miskin konflik karena when you see it in further angle, AADC 2 hanya dibuat untuk mengorek rasa penasaran yang sudah terbenam lama. I used "mengorek", bukan mengobati. Rentang waktu yang sudah melewati satu purnama, sebenarnya membuat gw uda lupa, uda ga penting lagi. Namun, melihat ada celah di "orang-orang masih penasaran sama akhir cerita CInta dan Rangga" and there goes the movie.

Konflik yang terkesan maksa pun dimunculkan.

Seperti tokoh adik tiri Rangga yang out of no where muncul di NY, nyamperin Rangga minta dia ketemu ibunya. Asli gw bete sama adiknya Rangga. Baru juga ketemu Rangga beberapa jam, uda lebay marah-marah karena Rangga ga mau diajak ketemu ibunya. Agak lebay menurut gw actingnya. Sedangkan, Nicholas tetap acting cool as Rangga.

Adegan Cinta menampar Rangga juga maksa menurut gw. Timing ga pas, tamparan juga terdengar lemah. Adegan yang mungkin dimaksudkan membuat penonton terperanjat, malah akhirnya jadi lucu. (the whole studio laughed).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline