Lihat ke Halaman Asli

Devita MutiaraAnugraheni

Mahasiswa/Bahasa dan Sastra Inggris

Self Acceptance untuk Mengubah Pandangan terhadap Diri Sendiri

Diperbarui: 24 Mei 2024   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pinterest

Apa Itu Self-Acceptance?

Self-acceptance atau penerimaan diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan. Konsep ini sangat penting dalam menjaga kesehatan mental kita. Penerimaan diri kita dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain pengalaman masa kecil, budaya, lingkungan sosial, dan media sosial. Pengalaman anak usia dini yang dipenuhi dukungan dan kasih sayang  orang tua dan lingkungan  cenderung memperkuat penerimaan diri. Namun, budaya yang menekankan kesempurnaan dan pencapaian serta  terus-menerus memaparkan kita pada gambaran yang tidak realistis di media sosial bisa berbahaya. Ini bukan berarti kita menyerah pada kekurangan kita, tetapi lebih pada pengakuan dan penerimaan terhadap siapa diri kita sebenarnya. Self-acceptance memungkinkan kita untuk hidup lebih autentik dan damai dengan diri sendiri. Banyak dari kita yang mungkin merasa sulit menerima diri sendiri karena berbagai tekanan, baik dari lingkungan, media sosial, maupun diri sendiri.

Mengapa Self-Acceptance Penting?

Menerima diri sendiri adalah fondasi dari kesehatan mental yang baik. Ketika kita bisa menerima diri sendiri, kita cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi, mampu menghadapi stres dengan lebih baik, dan memiliki hubungan yang lebih sehat dengan orang lain. Tanpa self-acceptance, kita mungkin sering merasa tidak cukup baik, yang bisa memicu perasaan cemas, depresi, dan rendah diri.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self-Acceptance:

Faktor-faktor yang memengaruhi self-acceptance meliputi pengalaman masa kecil, budaya, lingkungan sosial, dan media sosial. Pengalaman masa kecil yang penuh dukungan cenderung memperkuat self-acceptance, sementara budaya yang menekankan kesempurnaan dan tekanan media sosial bisa menghambatnya.

  • Pengalaman Masa Kecil: Pengalaman kita di masa kecil, terutama hubungan dengan orang tua dan lingkungan sekitar, sangat mempengaruhi pandangan kita terhadap diri sendiri. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dukungan dan kasih sayang cenderung memiliki penerimaan diri yang lebih baik.
  • Budaya dan Lingkungan Sosial: Budaya yang menekankan pada kesempurnaan dan pencapaian sering kali membuat kita sulit menerima diri sendiri. Tekanan untuk selalu tampil sempurna dan sukses bisa menghambat self-acceptance.
  • Media Sosial: Media sosial sering kali menjadi cermin yang tidak realistis. Melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna bisa membuat kita merasa kurang. Ini bisa sangat mengganggu penerimaan diri kita.

Cara Meningkatkan Self-Acceptance

Berlatih mindfulness membantu kita untuk hidup di masa sekarang dan menerima diri kita apa adanya. Mindfulness mengajarkan kita untuk mengamati pikiran dan perasaan kita tanpa menghakimi.

Mengembangkan self-compassion berarti kita bersikap baik pada diri sendiri, terutama saat menghadapi kegagalan atau kesulitan. Ini membantu kita untuk lebih menerima kekurangan dan kelemahan kita tanpa merasa bersalah atau malu.

Membangun hubungan positif dari orang-orang terdekat sangat penting dalam proses penerimaan diri. Lingkungan yang positif dan mendukung dapat membantu kita merasa lebih diterima dan dihargai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline