Lihat ke Halaman Asli

Ikon Kota Palembang, dan Wisata ke Pulau Kemaro dengan Perahu

Diperbarui: 5 Februari 2016   03:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana/Devitasari

Terletak di salah satu kota terbesar di Indonesia, Jembatan Ampera dan Sungai Musi Palembang cukup diminati oleh wisatawan. Selain memiliki kekayaan akan kulinernya, keelokan dari ikon kota ini juga menjadi magnet tersendiri. Bagaimanakah sejarah Jembatan Ampera? Dan kemana sajakah wisata air yang ditawarkan?

Palembang. Salah satu kota terbesar di Negara Indonesia ini menjadi salah satu tujuan utama saat kita bertandang ke negeri ini. Wisatawan dapat mengunjungi Jembatan Ampera, dan Sungai Musi yang terkenal sebagai ikon kebanggaan dari kota Palembang, Sumatera Selatan, dan menjadi Trade Mark kota Palembang.

Kita juga bisa mengunjungi Pulau Kemaro dengan menggunakan Perahu Ketek atau Perahu Motor untuk menikmati indahnya bangunan dari Kuil Buddha, Vihara Cina, Pagoda berlantai 9, dan bangunan-bangunan indah lainnya.

Sejarah Jembatan Ampera

Jembatan Ampera mulai dibangun pada tanggal 16 September 1960 silam, dan diresmikan pada tanggal 30 September 1965 oleh Letjend Ahmad Yani. Jembatan Ampera merupakan hadian dari Bung Karno bagi masyarakat Palembang. Sebenarnya, jembatan ini pada awalnya dinamakan sebagai Jembatan Bung Karno, akan tetapi setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti Soekarno sangat kuat, nama jembatan itupun diubah menjadi Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perang Jepang yang ditaksir kala itu sekitar 2,5 miliar yen. Pada awalnya, bagian tengah badan jembatan ini bisa diangkat ke atas. Namun, sejak tahun 1970 jembatan ini sudah tidak lagi dinaikturunkan, karena waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat badan jembatan tersebut terlalu lama. 

Jembatan Ampera semula berwarna abu-abu. Kemudian sempat diubah warna kuning pada masa Orde Baru. Kemudian di masa kepemimpinan Wali Kota Eddy Santana Putra, warna jembatan itu itu dicat merah. Eddy Santana yang ingin menghidupkan wisata bahari Palembang.

Pemerintah Kota Palembang terus menata sekitar Jembatan Ampera termasuk juga gedung-gedung pertokoan di Pasar 16 ilir, yang merupakan bangunan lama ditata apik. Catnya diperbarui, atap-atapnya juga dibuat dengan menonjolkan desain lama yang mengandung sejarah. Gebrakan Wali Kota Eddy Santana Putra dalam mewujudkan Wisata Bahari dengan ikon Jembatan Ampera dan BKB, sepatutnya mendapat acungan jempol.

Untuk pecinta kuliner, mungkin Palembang bisa disebut sebagai salah satu surganya kuliner Indonesia. Pada malam hari, jembatan ini sungguh terlihat eksotic dan menarik perhatian dengan lightning yang menghiasi hampir tiap sisi jembatan, suasana Sungai Musi akan tampak lebih teduh dengan ramainya lampu warna-warni. Air sungai pun seakan-akan ikut bercahaya. Ada pula pasar kuliner di tepi Sungai Musi, banyak para pedagang yang berjejer menjajak menu andalannya, mulai dari Pempek, Tekwan, Mie Celor, Pindang, dan makanan khas Palembang lainnya. Terdapat pula minuman khas Palembang, yaitu es Kacang Merah. Ada juga restoran yang begitu unik, berada di atas perahu dengan view Jembatan Ampera yang melengkapi moment para wisatawan.

Wisata Air ke Pulau Kemaro dengan Perahu

Dari segi pariwisata, kawasan Ampera dan Sungai Musi selalu mengalami peningkatan wisatawan dari tahun ke tahun. Perahu Ketek merupakan angkutan andalan di kawasan Sungai Musi ini. Adapun transportasi air lainnya seperti Perahu Kole, dan Perahu Motor. Perahu tersebut melintas di bawah jembatan Ampera. Alat transportasi air ini dapat disewa oleh para wisatawan dengan budget kurang lebih 150.000/perahu yang kurang lebihnya dapat dinaiki hingga 10 orang penumpang. 

Salah satu tempat wisata yang ditawarkan adalah Pulau Kemaro. Saat ini Pulau Kemaro adalah salah satu tempat wisata di Palembang yang cukup terkenal. Pulau Kemaro terletak di tengah Sungai Musi, sekitar 6 KM dari Jembatan Ampera. Di tempat ini terdapat sebuah Vihara Cina (klenteng Hok Tjing Rio). Di Pulau Kemaro ini juga terdapat kuil Buddha yang sering dikunjungi umat Buddha untuk berdoa atau berziarah. Di sana juga sering diadakan acara Cap Go Meh setiap Tahun Baru Imlek. Di Pulau Kemaro juga terdapat makam dari putri Palembang, Siti Fatimah. Menurut legenda setempat yang tertulis di sebuah batu di samping Klenteng Hok Tjing Rio.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline