Berdasarkan kualitas pendidikan dasar dan menengah yang ada di Indonesia masih tergolong sangat rendah (PISA 2018 peringkat Indonesia No. 7 dari bawah). Jumlah satuan pendidikan yang ada di Indonesia sangat banyak dan beragam permasalahan. Sehingga muncul sebuah inovasi baru yang saat ini telah menjadi suatu kebijakan yang ada di pendidikan perguruan tinggi di Indonesia. Kebijakan tersebut adalah Merdeka Belajar-Kampus Merdeka atau sering disebut dengan MBKM. Universitas Negeri Malang merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang sudah melaksanakan program MBKM. Universitas Negeri Malang mengembangkan Program MBKM disetiap program studi pada program sarjana sesuai dengan Bentuk Kegiatan pembelajaran (BKP) MBKM yang terdiri atas 8 kegiatan diantaranya 1) Membangun desa/Kuliah kerja nyata tematik, 2) magang/praktik kerja, 3) asistensi mengajar di sekolah, 4) studi independen, 5) penelitian, 6) kegiatan wirausaha, 7) pertukaran pelajar, dan 8) proyek kemanusiaan. Dari salah satu kegiatan tersebut penulis mengambil Kegiatan pembelajaran dalam bentuk asistensi mengajar.
Asistensi Mengajar adalah aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa di satuan pendidikan dalam subsistem pendidikan formal, nonformal dan informal. Satuan pendidikan dalam subsistem pendidikan formal meliputi jenjang pendidikan anak usia dini, yaitu Taman Kanak-Kanak - Kelompok Bermain (TK-KB), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) atau yang sederajad, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) atau yang sederajad, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/MA/SMK) atau yang sederajat. Satuan pendidikan dalam subsistem Pendidikan Nonformal antara lain Lembaga Kursus dan Pelatihan, Sanggar Kegiatan Belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, Bimbingan Belajar, Lembaga Pelatihan, Organisasi Sosial Kemasyarakatan, dan Kelompok Kepemudaan dan Keagamaan. Satuan pendidikan dalam sistem Pendidikan Informal meliputi aktivitas pendidikan di Keluarga, POS PAUD, Pos Pelayanan Terpadu, dan berbagai Kelompok Hobby/Minat di masyarakat. Sekolah tempat praktek mengajar tersebut dapat berada di lokasi kota maupun di daerah terpencil.
Kegiatan asistensi mengajar yang ada di Universitas Negeri Malang memiliki tujuan tersendiri diantaranya yaitu memberikan kesempatan mahasiswa dalam bidang pendidikan untuk turut serta dan andil dalam membelajarkan dan memperdalam ilmu dari masing-masing jurusan dengan cara menjadi guru/fasilitator/tutor/pelatih/pendamping program di satuan pendidikan yang tersebar di masyarakat. Membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan serta relevansi pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi sesuai perkembangan Ipteks. Demi terwujudnya tujuan tersebut, maka penulis sebagai mahasiswa S1 Pendidikan Luar Biasa ikut berpartisipasi dalam kegiatan Asistensi Mengajar di SLB BC Kepanjen.
SLB BC Kepanjen mendapatkan 5 mahasiswa Asistensi Mengajar yang semuanya berasal dari prodi S1 Pendidikan Luar Biasa beserta 2 guru pamong dari SLB BC Kepanjen yang akan membimbing saat pelaksanaan Asistensi Mengajar berlangsung. Adapun pembagian Guru Pamong yatu 1 Guru Pamong membimbing 3 mahasiswa dan 1 Guru Pamong lagi membimbing 2 mahasiswa. Penulis sendiri mendapatkan kelas roling yang mana setiap 2 minggu sekali mendapatkan kelas rolingan dengan Kurikulum Merdeka Belajar.
Selama Kegiatan mengajar di kelas, penulis awalnya belum merasa enjoy dan nyaman karena para peserta didik yang memiliki berkebutuhan khusus awalnya tidak menerima dan belum terbuka dikarenakan belum biasa dengan orang asing selain orang yang belajar di tempat tersebut. Tetapi lama-kelamaan mereka siswa-siswi mulai menerima dikarenakan sudah banyak pertemuan dan saling berbincang bersama oleh karena itu hanya dibulan pertama sajalah yang tidak nyaman, tetapi setelah itu mulai nyaman ketika peserta didik disana mulai menerima kami.
Di dalam kelas pun, penulis lebih sering menggunakan pembelajaran interaktif. Hal tersebut dikarenakan peserta didik memerlukan pembelajaran yang berfokus pada proses pebelajaran sosial yang dipandu dan di fasilitasi oleh pendidik sehingga pendidik dapat memastikan siswa tersebut terlibat dan aktif secara langsung.
Selain kegiatan mengajar, penulis serta mahasiswa lainnya melaksanakan program yang telah direncanakan oleh kami bersama guru pamong dan dosen pembimbing lapangan. Ketika penulis masuk ke SLB BC Kepanjen, guru pamong memberikan arahan dan instruksi pada setiap mahasiswa dalam menjalankan program-programnya. Sehingga ketika melaksanakan program yang dibuatnya setiap mahasiswa dapat mengerti apa saja hal yang harus dilakukan di SLB BC Kepanjen untuk para peserta didik. Dengan begitu program yang sudah di rencanakan dapat berjalan dengan baik disebabkan adanya komunikasi dan koordnasi antara mahasiswa, guru pamong dan dosen pembimbing.
Setelah kegiatan Asistensi Mengajar yang telah dilakukan penulis di SLB BC Kepanjen, penulis mendapatkan pengalaman baru diantaranya yaitu Praktek mengajar secara langsung dengan peserta didk yang memiliki hambatan pendengaran (tunarungu) dan intelektual (tunagrahita). Yang mana hal tersebut menjadi tantangan baru saat menghadapi atau mengondisikan peserta didik. pengalaman lainnya yang telah penulis dapatkan yaitu penulis dapat menjadi pendidik yang sesungguhnya, seperti membuat modul saja di setiap mata pelajarannya, membuat soal penilaian akhir semester, mengikuti kegiatan yang dilaksanakan sekolah, menambah dan meningkatkan kemampuan hardskill dan softskill, serta menjadi bagian dari SLB BC Kepanjen dalam beberapa bulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H