Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Lebih Jauh Tentang Hipertensi Pada Remaja

Diperbarui: 6 Januari 2025   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto periksa tekanan darah, sumber Alomedika)

PENDAHULUAN

Hipertensi Adalah Penyakit Yang Umum Terjadi Di Negara-Negara Berkembang, Dialami Oleh Sebagian Besar Penduduk. Meskipun Tidak Menular Dan Tidak Bisa Sembuh Sepenuhnya, Hipertensi Dapat Dikendalikan. Penyakit Ini Dapat Terjadi Pada Segala Usia, Tidak Hanya Pada Orang Dewasa Dan Lansia, Tetapi Juga Pada Remaja. Hipertensi Saat Ini Terkenal Sebagai "Silent Killer" Karena Tak Jarang Ditemukan Adanya Tanda Gejala Yang Jelas. Pada Remaja Hipertensi Juga Merupakan Suatu Masalah, Oleh Karena Remaja Yang Mengalami Hipertensi Dapat Terus Berlanjut Pada Usia Dewasa Dan Memiliki Risiko Morbiditas Dan Mortalitas Yang Lebih Tinggi(Saing, 2016).

Walaupun Prevalensi Secara Klinis Sangat Sedikit Pada Anak Dan Remaja Dibanding Pada Dewasa, Namun Cukup Banyak Bukti Yang Menyatakan Bahwa Hipertensi Esensial Pada Orang Dewasa Dapat Berawal Pada Masa Kanak-Kanak Dan Remaja. Penyebab Hipertensi Yang Paling Sering Pada Remaja (Usia 13-18 Tahun) Adalah Hipertensi Esensial Dan Penyakit Parenkim Ginjal. Beberapa Penelitian Telah Membuktikan Bahwa Hipertensi Esensial Tercatat Lebih Dari 80% Sebagai Penyebab Hipertensi Pada Remaja Diikuti Oleh Penyakit Ginjal Lainnya. Hipertensi Remaja Dibagi Menjadi Beberapa Bagian Yaitu Ringan Jika 140/90 – 149/99 Mm Hg, Sedang 50/100 – 159/109 Mmhg Berat = 160/110 Mmhg(Saing, 2016)

PEMBAHASAN

Faktor Resiko Hipertensi Pada Remaja

  • Umur
  • Tinggi Badan
  • Jenis Kelamin
  • Ras/ Etnik
  • Gizi Lebih Atau Obesitas
  • Berat Lahir Rendah
  • Genetik
  • Aktivitas Fisik
  •  Merokok
  •  Konsumsi Alkohol(Nina Widyasari, 2021)

Tanda Dan Gejala Hipertensi Pada Remaja

Walaupun Hipertensi Biasanya Tidak Menimbulkan Tanda/Gejala Yang Nyata (Setidaknya Sampai Morbiditas Terkait Muncul), Tanda/Gejala Krisis Hipertensi (Yaitu, Keadaan Darurat Tekanan Darah Tinggi) Pada Remaja Meliputi: Sakit Kepala Parah, Penglihatan Kabur, Kejang , Muntah, Nyeri Dada, Sesak Napas, Mimisan, Dan Jantung Berdebar-Debar (Yaitu, Detak Jantung Cepat, Berdebar-Debar, Atau Berdebar-Debar).

Tata Laksana Hipertensi Pada Remaja

Tata Laksana Ini Meliputi Non Farmakologik Dan Farmakologik. Pengobatan Hipertensi Pada Remaja Diberikan Berdasarkan Keadaan Masing-Masing Remaja Tersebut.

  • Pengobatan Non Farmakologik : Pengobatan Hipertensi Secara Non Farmakologik Termasuk Di Antaranya Mencegah Dan Mengatasi Obesitas, Peningkatan Aktivitas Fisik Dan Olah Raga, Modifikasi Diet Termasuk Mengurangi Konsumsi Garam, Dan Berhenti Merokok. Pada Remaja Yang Obese Terdapat Penurunan Tekanan Darah Yang Signifikan Setelah Program Penurunan Berat Badan, Terlebih Lagi Bila Digabung Dengan Peningkatan Akifitas Fisik/ Olahraga. Mengurangi Garam Dalam Makanan Sehari-Hari Juga Dapat Membantu Menurunkan Tekanan Darah. Jumlah Garam Yang Dianjurkan Adalah 0.5-1 Meq/Kgbb/Hari Atau Kira-Kira 2 Gram Nacl / Hari Untuk Remaja Dengan Berat Badan 20-40kg. Berhenti Merokok, Minum Alkohol Dan Obat Golongan Simpatomimetik, Juga Dianjurkan Untuk Menurunkan Tekanan Darah. Bila Dengan Cara Ini, Setelah Beberapa Minggu Tidak Berhasil Menurunkan Tekanan Darah Atau Sebaliknya Jadi Meningkat, Maka Selanjutnya Diperlukan Pengobatan Farmakologik.
  • Pengobatan Farmakologik : Pengobatan Farmakologik Harus Diberikan Kepada Remaja Yang Menderita Hipertensi Berat, Atau Yang Tidak Respon Dengan Pengobatan Non Farmakologik. Obat B-Adrenergik Blocker, ACE Inhibitor, Dan Calcium Channel Antagonis Telah Dianjurkan Sebagai Awal Monoterapi.(Saing, 2016)

KESIMPULAN

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline