Lihat ke Halaman Asli

My Dream My Love Bagian 37

Diperbarui: 17 September 2024   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Curhat Lala dan Arumi

  Lala dan Arumi sedang duduk di ruang komputer ngerjain tugas kuliah. "Rum, nih lo bagian ngetik. Gue mau jadi bagian curhat," kata Lala.
  "Enakmu. Ya udah, sini aku yang lanjutin ngetik.." Arumi mulai memegang komputer dan mengetik tugasnya.
"Rum, lo tau gak gue sekarang udah punya pacar," cerita Lala.
"Sama siapa? Kak Ihsan?" tanya Arumi.
"Iya dong. Siapa lagi?"
"Selamat buat kamu. Baru pertama kali pacaran, kan?"
"Iya. Gue seneng akhirnya bisa jadian sama orang yang gue suka. Lo gimana sama mantan yang kemarin?" tanya Lala.
"Dia kemarin ke rumah aku dan ketemu  ibu. Ibu keliatan seneng pas liat Dafa,"
"Oh, berarti ibumu seneng sama karakter mantanmu. Dia bisa ngambil hati orang tuamu," ujar Lala.
"Tapi aku gak cinta lagi sama dia, La.."
"Tapi orang tuamu suka. Kamu juga pernah cinta dia. Kamu gak mau ngelakuin itu buat orang tuamu?"
"Gak tau. Aku bingung.."
"Kamu masih mikirin siapa yang diomongin sama Dafa kemarin? Yudha. Mantanmu nyebut-nyebut nama itu. Siapa dia?"
"Dia sahabat aku. Aku cinta sama dia sebelum dia nikah.."
"Gue saranin jangan berharap dari orang yang udah nikah. Bagaimanapun juga, berharap dari orang yang udah nikah bukan sesuatu yang baik, Rum.."
"Tapi dia udah ada tanda-tanda mau cerai dari istrinya sih.."
"Kamu serius lebih ngarepin orang yang udah nikah ketimbang mantanmu kemarin? Terserah sih. Asal kamu gak tersakiti. Dan satu lagi, jangan sampe istrinya ganggu gue.."
"Bunga nyamperin kamu?"
"Iya,"
"Dia tau kamu dari mana?" Arumi heran.
"Dari mana? Dari kamu lah. Dia mata-matain kamu, dan kebetulan aku bareng kamu terus.."
"Kurang ajar dia. Sampe kamu dia samperin. Setakut itu kehilangan suaminya,"
"Wajar sih, Rum. Dia kan istrinya. Tapi kenapa dia sampe mata-matain kamu segitunya? Kamu pernah coba buat ngerebut suaminya?"
"Aku cuma ngasih tau dia soal keburukan istrinya. Gak sampe ngerebut,"
"Kenapa dia harus mata-matain kamu? kan dia bisa marahin kamu langsung,"
"Aku kasih tau tentang keburukan istrinya diem-diem. Jadi dia gak tau kalo aku yang kirim,"
"Oh, kamu kasih taunya diem-diem sih. Dia nya marah. Coba ngomong langsung, bertiga sama Yudha. Kalo gitu, kamu keliatan banget mau ngerebut Yudha dari istrinya lho. Meskipun dia gak tau pengirimnya kamu,"
"La, kamu gak ngerti masalahku dan Yudha apa,"
"Iya, aku emang gak tau. Tapi gimanapun juga, aku dilibatin dalam masalah ini sama Bunga. Bagaimana mungkin aku gak ikut campur?" tanya Lala.
"Kalo itu aku minta maaf. Bunga emang keterlaluan, udah ngelibatin kamu dalam masalah ini.."
"Maaf, Rum. Aku cuma gak pengen kamu jadi perusak rumah tangga orang. Selagi mereka masih suami istri, lebih baik kamu menjauh dari mereka.." saran Lala.
"Iya. Makasih, La.."
"Duh, gara-gara aku kamu jadi gak mood ngetik ya? Sini aku yang ketikin," ujar Lala.
"Gak usah.. Biar aku lanjutin aja.."
"Oke.."

   Lalu mereka membicarakan tentang KKN dan magang. "La, KKN sama magang beda gak sih?" tanya Arumi.
"Ya beda lah. Magang tujuannya buat nambah pengalaman kerja, mereka ditempatkan di instansi. KKN, mereka ditempatkan di masyarakat.."
"KKN kapan? Magang kapan?"
"Kenapa tiba-tiba kamu nanyain KKN sama magang?" ujar Lala.
"Buat persiapan,"
"KKN kalo di kampus kita mulai semester 5. Magang semester berikutnya, 6.." jelas Lala.
"Makasih, Lala.."
"Udah gak sabar pengen ngajar anak-anak ya?"
"Udah selesai nih ngetiknya. Selanjutnya gimana?" tanya Arumi.
"Tinggal di print. Kalo kamu gak ngerti, biar aku aja.."
"Ya udah, nih.."
  Lala nge-print tugas kuliahnya, kelompok sama Arumi. Tiba-tiba datang Lia, temen sekelasnya yang beda kelompok. "Lagi pada sibuk ngerjain tugas ya?"
"Iya, kenapa, Li?" tanya Lala.
"Aku mau print tugas juga, ada di komputer ini lho.." ujar Lia.
"Oh, bentar ya Li. Tunggu.."
  Akhirnya Lala bisa bernafas lega, karena sudah nge-print tugas kuliahnya. "Udah, Li. Silakan dipakai.. Ayo, Rum ngumpulin tugas.." ajak Lala.
"Rum, kamu dipanggil dosen.." kata Lia.
"Ada apa ya? Maksudnya, kan aku gak bikin masalah.."
"Gak bikin masalah tapi kamu gak inget tugas kelompok minggu kemarin kamu gak ikut? Mungkin dosen manggil kamu gara-gara itu.."
"Tugas kelompok? Tugas yang itu penilaiannya sendiri-sendiri walaupun praktek ngajarnya kelompok," jelas Arumi.
"Iya, tapi tetep aja per kelompok dipanggilnya makanya namanya tugas kelompok. Dan kamu absen,"
"Udah, gak usah berantem. Siapa sih, Li dosen yang manggil Rumi?"
"Ya dosen itu. Yang ngajar mata kuliah tugas kelompok itu," jelas Lia.
"Oh, pak Rosyid ya? Ya udah, kamu nemuin pak Rosyid. Aku nemuin Bu Mika ngumpulin tugas ini,"
"Oke,"

  Saat mereka berjalan ke kantor. "Rum, kenapa sih waktu tugasnya pak Rosyid kamu gak masuk?"

"Mendadak mamaku kecelakaan dan harus nemenin ke rumah sakit,"

"Oh ya, waktu itu kamu juga udah ngasih tau. Tapi akunya lupa,"

  Tiba-tiba pacarnya Lala datang. "Dek, hari ini ada rapat organisasi.."

"Rapat terus, yank.." ujar Lala.

"Kamu gak mau?"

"Iya, sabar ya. Aku harus ngumpulin tugas kelompok dulu. Sayang tunggu aja di ruang rapat.."

"Oke.." kata Ihsan. Dia langsung ke ruang rapat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline