Lihat ke Halaman Asli

My Dream My Love Bagian 36

Diperbarui: 16 September 2024   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Cinta Lala dan Pertemuan


  Lala baru berangkat sekolah. Tiba-tiba Bunga menghampirinya. "Hai, Nona.." sapa Bunga.
"You call me? What is it?" tanya Lala.
"Pake bahasa indonesia aja lah ya. Aku Bunga, kamu temennya Arumi kan?" tanya Bunga. Bunga memang pintar, ada saja idenya untuk mempertahankan Yudha. Seperti memata-matai orang lain.

"Kok tau? Lo mata-matain gue?"

"Emang lo siapa? Gue mata-matain Arumi, dan kebetulan lo deket sama dia. Makanya gue bisa tau.."
"Terus mau lo apa?"
"Gue mau, lo jangan berteman sama Arumi atau membantu dia pas kuliah atau pas milih kerja. Lo cantik, sayang aja kalo harus membantu Arumi yang jelek itu.."
"Terserah gue dong mau bantu siapa. Kenapa lo yang repot?"
"Gue musuh Arumi dalam hal percintaan. Sekarang gue udah nikah. Gue gak mau suami gue direbut sama dia,"
"Arumi berurusan sama suami orang?" Lala heran.
"Mereka sahabat dari kecil. Gue gak rela Yudha akhirnya jadian sama sahabat kecilnya,"
"Kalo itu gue gak bisa bantu. Gue gak mau salah ngomong. Itu urusan lo. Selesain sendiri masalah lo sama Arumi,"
"Lo tinggal komplotan aja sama gue buat ngancurin Arumi,"
"Mana bisa gue kaya gitu? Arumi orang baik. Lagian gue gak dapet imbalan apa-apa.."
"Gue bisa jodohin lo sama sepupu gue. Sepupunya gue suka orang muka bule kaya lo. Lo masuk seleranya. Lo lagi struggle soal cinta, kan?"
"Lo buntutin gue pas gue kencan sama gebetan gue? Gila lo!" seru Lala.
"Gak mau?" tanya Bunga.
"Gak! Pake nanya lagi.."
"Oke.. Ku harap, lo nyesel udah nolak tawaran gue.." Bunga langsung pergi dari kampus itu.


  Tiba-tiba Kak Ihsan, kakak kelas yang disukainya menghampiri Lala. "Lala.." sapa Ihsan.
"Iya, kak?"
"Aku belum bilang bakal nolak kamu lho. Jangan marah.." Ihsan menghibur Lala.
"Serius, kak?" tanya Lala.
"Iya. Hari ini kita makan di kantin ya?" ajak Ihsan.
"Oke, kak.."


  Saat jam istirahat, Lala ketemu Ihsan di kantin. "Hai, kak Ihsan! Gimana? kakak mau jadi pacar aku?" tanya Lala.
"Gak bisa, La. Aku gak bisa nolak.."
"Berarti kakak mau jadi pacar aku?" ujar Lala.
"Iya lha. Mana bisa aku nolak cewek secantik ini dan cara ngomongnya imut.."
"Kak Ihsan bisa aja,"
"Panggil aku mas Ihsan dong. Kan udah pacaran. Tapi kalo di organisasi tetep manggil aku kakak,"
"Oke, kak Ihsan. Pacar pertama aku,"
"Serius baru pacaran?" Ihsan kaget.
"Akunya yang pilih-pilih sih, Mas.." jawab Lala berusaha jujur.
"Berarti aku beruntung dipilih sama kamu.."
"Of course. Kapan lagi dapet cewek bule? Iya, kan?"
"I Love You.." Ihsan memeluk Lala.
 "Ya Alloh, mas Ihsan. Kamu se kangen sama aku? Padahal masih satu kampus,"
"Aku suka kamu dari SMA tapi takut ditolak karena melihat kamu cewek gaul, muka bule, cantik.."
"Oh, berarti cintaku gak bertepuk sebelah tangan dong. Syukurlah. Yes, mas Ihsan. Your dream is achieved," kata Lala.


  Mereka masih berpelukan hingga diejek orang-orang yang ada di Kantin. Mereka menggosipkan Lala yang dekat dengan seorang aktivis kampus yang pintar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline