Lihat ke Halaman Asli

My Dream My Love Bagian 21

Diperbarui: 4 Agustus 2024   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

  Perhatian Yudha

Saat Arumi mau meninggalkan lapangan, tiba-tiba Arumi berpapasan dengan Yudha. "Yudha?" Arumi kaget.

"Iya, ini aku. Kamu kenapa, Rum hujan-hujanan? Sini naik," kata Yudha.

  Tiba-tiba Dafa menghampiri mereka. "Arumi, aku mohon. Kasih kesempatan buat aku.."
"Dibilang gak bisa ya gak bisa. Yud, aku naik ke motor kamu, ya?" kata Arumi.
"Iya.."
"Rum, aku mohon.." kata Dafa.
"Lo gak konsisten ya. Kata lo, lo gak mau balikan lagi sama Arumi. Sekarang beda lagi,"
"Gue cuma gak mau cerita aja sama lo. Lo pergi gak! Gue mau ngomong sama Arumi," kata Dafa.
"Gak bisa! Enak aja. Harusnya lo yang pergi,"
"Tunggu, Yud. Kamu pernah ketemu sama Dafa?"
"Iya, aku ke rumah Dafa. Aku tanya ke Rosi tentang rahasia kamu, Rosi bilang ada hubungannya sama Dafa. Jadi aku ke rumah Dafa,"
"Kamu tau rumah Dafa? Dulu kamu gak deket sama Dafa,"
"Aku tau dari Mita. Aku tau rahasia kamu sekarang. Kamu trauma, kan sama cowok gak bisa jatuh cinta lagi? Dafa sendiri yang cerita kelakuan buruknya,"
"Kamu kepo banget ya, Yud sampe segitunya nyari tau tentang aku,"
"Kamu sahabat aku. Apa salahnya? Gak baik aku diem aja pas sahabat sendiri lagi sedih,"
"Diem lo! Gue pengen ngomong sama Arumi,"
"Gak ada yang perlu diomongin lagi. Ayo, Rum pulang bareng aku.."
"Ntar dulu, Yud. Dafa, aku mau jadi temen biasa buat kamu. Tapi kalo balikan gak bisa. Jadi tolong jangan paksa aku, ya? Kita berteman kaya biasa aja," ujar Arumi.
"Tapi, Rum.."
"Aku gak mau kasih harapan palsu ke kamu, Daf. Aku sekarang bilang bakal kasih kesempatan buat kamu, itu bohong. Ntar aku yang ngerasa bersalah udah bohongin kamu. Jadi aku minta maaf, aku harus jujur aku gak bisa balikan ataupun kasih kesempatan kedua buat kamu,"
"Tuh, dengerin!" seru Yudha.
"Daf, masih banyak cewek lain yang lebih cantik, lebih baik, dan lebih setia daripada aku. Kamu pantes kok dapet yang lebih baik daripada aku kalo emang sekarang kamu udah berubah, udah gak mandang cewek dari harta atau kecantikannya aja. Dulu aku kagum sama kamu, jadi mungkin cewek lain juga begitu. Karena kamu dulu orangnya perhatian, romantis, walaupun itu bohong. Tapi kamu dulu mengagumkan. Jadi cari orang lain aja ya," Arumi mencoba memberikan kata-kata positif untuk Dafa.
"Udah ah, Rum ngapain sih ngehibur dia? Ayo kita pulang," ajak Yudha.
"Ya udah. Aku pulang ya, Daf.." Arumi naik ke motor Yudha. Dan Arumi langsung menjalankan motornya, meninggalkan Dafa sendirian. Sementara Dafa masih di situ, memikirkan kata-kata Arumi tadi.

  Yudha membawa Arumi ke sebuah kafe. "Lho, gak langsung pulang malah dibawa ke kafe?"
"Aku pengen ngehibur kamu dan ngobrol-ngobrol sama kamu,"
"Oke deh. Walaupun aku takut pacar kamu marah," ujar Arumi.
"Nggak. Tempat nongkrong dia bukan di sini kok. Beda lagi. Jadi dia gak akan ke sini dan gak tau. Ya udah, masuk.."
  Mereka masuk ke dalam kafe. Mereka memesan kopi. "Mau ngomong apa, Yud?" tanya Arumi.
"Jujur, Arumi aku suka sama kamu. Maaf, aku ngungkapin perasaan cuma dengan cara ini.."
"Aku tau dari dulu, Yud. Aku tau kamu suka sama aku,"
"Kenapa kamu pura-pura gak tau?"
"Aku gak mau persahabatan kita rusak. Dari SD aku cuma nganggep kamu sebagai sahabat. Waktu pacaran sama Dafa pas SMP, aku naksir Dafa. Dan sekarang, pas SMA, aku mati rasa. Gak suka sama siapapun,"
"Termasuk aku?"
"Iya. Aku gak bisa percaya lagi sama cowok,"
"Kamu juga gak percaya sama aku? Aku sahabatmu, lho.."
"Tapi kamu playboy,"
"Aku cuma gonta ganti pacar, bukan pacaran sama banyak cewek. Gak sepenuhnya playboy dong? Lagian aku gak mau ngerusak persahabatan kita. Aku takut kamu gak tertarik sama aku, Rum. Walaupun aku pacaran sama cewek lain, aku sukanya sama kamu doang. Cewek lain cuma pelampiasan,"
"Tapi kamu cium dia di depan aku,"
"Bunga? Itu buat manas-manasin kamu. Aku biasa kaya gitu kok sama pacar aku yang lain,"
"Ini yang bikin aku gak percaya sama kamu,"
"Kalo aku pacaran sama kamu, aku gak akan lirik cewek lain.."
"Walaupun begitu, kita gak bisa pacaran. Karena ada Bunga dan Mita yang jadi penghalang buat kita. Lagian aku gak yakin soal perasaan aku ke kamu,"
"Soal Mita, tenang aja. Dia udah ada cowok yang deketin, kak Rendi. Kita tinggal atur strategi biar Mita jatuh cinta sama kak Rendi," ujar Yudha.
"Bunga gimana?"
"Aku lagi cari jalan biar aku bisa pisah sama Bunga. Caranya gimana, aku belum tau.."
"Aku gak berharap banyak, Yud. Kalo kamu gak mutusin Bunga dan nunggu Bunga yang putusin, itu susah. Karena Bunga suka sama kamu. Jadi bisa aja kalian tetep pacaran selamanya dan akhirnya nikah,"
"Ya gak sampe nikah juga kali,"
"Aku cuma berpikir realistis, Yud. Terlalu susah buat kita menjalin hubungan untuk sekarang,"
"Tunggu aku, Rum. Aku pasti bakal serius
menjalin hubungan sama kamu nanti. Kasih aku kesempatan, ya.."
"Kita lupain dulu soal Bunga. Selain masalah Bunga dan Mita, ada masalah lain. Aku gak yakin soal perasaan aku ke kamu. Aku gak mau kasih harapan palsu ke kamu kalo nyatanya hatiku gak ada perasaan apapun,"
"Kamu pasti cemburu pas aku mesra-mesraan sama Bunga waktu itu,"
"Iya, aku emang gak suka pas kalian mesra-mesraan. Tapi aku gak tau itu perasaan apa," Arumi sulit menjelaskan perasaannya.
"Kita jalanin aja dulu. Siapa tau nanti kamu bisa cinta sama aku. Yang penting kamu kasih kesempatan,"
"Aku gak bisa kasih janji apapun ke kamu untuk sekarang. Yang penting kamu selesaiin masalah kamu sama Mita dan Bunga. Setelah itu, kita liat aja nanti apakah aku akan jatuh cinta ke kamu. Itu pun nanti, setelah kamu selesaiin masalah kamu sama Mita dan Bunga,"
"Oke. Berarti sekarang aku fokus ke Mita dan Bunga. Gimana caranya biar mereka berhenti suka sama aku,"
"Wah, banyak cewek yang suka sama kamu ya. Mulai dari Bunga, Mita, Mbak Alda. Belum mantan kamu yang lain,"
"Seharusnya kamu bangga dong disukai cowok idola para cewek. Cuma kamu lho yang ada di hati aku. Padahal yang lain lebih cantik,"
"Oh, gitu. Jadi aku jelek? Oke. Jelek tapi memikat hati kamu," ujar Arumi.
"Aku emang suka kamu dari kepribadian kamu. Kamu sabar, baik, lembut. Kamu punya kharisma walaupun gak secantik cewek lain. Itu poinnya," kata Yudha.
"Intinya tetep aja aku gak cantik. Ya, kan?"
"Gak, kamu gak sejelek itu. Buktinya mantan kamu pengen balikan lagi sama kamu gara-gara liat wajah kamu. Cuma, kurang aja dibandingkan yang lain.."
"Kurang cantik daripada Bunga, kan? Bahkan sama Mita juga lebih cantik Mita. Makanya mantan kamu ngira kamu ada hubungan sama Mita,"
"Aku gak nyebut mereka berdua lho. Kok jadi nyebut mereka? Intinya aku suka perempuan bukan dari cantiknya. Cuma kalo milih pacar sesaat harus milih yang cantik biar bisa dibanggain,",
"Lha, berarti aku gak bisa dibanggain karena jelek?"
"Udah ah, berhenti. Aku gak mau kamu ngerendahin diri sendiri,"
"Iya, orang ganteng.."
"Ciee.. muji.."
"Bukan muji. Kamu kan banyak yang suka, otomatis ganteng, kan? Rata-rata cewek jaman sekarang gitu, ngeliat cowok dari gantengnya,"
"Tapi emang banyak yang bilang aku ganteng sih. Termasuk pacar dan mantan-mantan aku,"
"Mulai deh sombong. Tapi aku keberatan, ah kalo harus pacaran sama kamu. Kamu pernah cium cewek lain di depan aku,"
"Kenapa, cemburu?"
"Gak tau. Tapi waktu itu aku emang gak suka ngeliat kalian mesra-mesraan. Entah risih atau apa,"
"Pasti cemburu. Aku yakin kamu sebenernya suka sama aku tapi gak menyadari,"
"Sok tau lo!" seru Arumi.
"Oke. Aku akan nunggu kamu menyadari perasaanmu sama aku,"
"Aku jelek, kamu ganteng, idola cewek-cewek. Gak seimbang," ujar Arumi.
"Mulai deh ngerendahin diri sendiri lagi. Aku minta maaf waktu itu cium cewek lain di depan kamu. Pertama, aku pengen bikin kamu cemburu, pengen manas-manasin kamu. Kedua, aku tergoda sama yang cantik-cantik walaupun gak jatuh cinta sama mereka,"
"Oh gitu. Berarti kamu bakal tergoda sama cewek lain kalo kita sampe pacaran? Sama aja kaya Dafa dong,"
"Enggak. Karena status yang bikin aku gak ngeliat cewek lain,"
"Bener? Oke, kita liat nanti ya,"
"Btw, aku pengen cium kamu tapi aku masih punya pacar,"
"Ngebet ya? Makanya putusin pacarmu!"  ujar Arumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline