Lihat ke Halaman Asli

Devis AvrilianAisyah

Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Metode Terapeutik Berpengaruh dalam Penyembuhan Pasien

Diperbarui: 27 November 2022   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterampilan membina hubungan baik merupakan dasar dari proses komunikasi interpersonal/konseling dan dasar dari proses pemberian bantuan. Dalam dunia kesehatan, dengan adanya hubungan yang baik akan menciptakan keterbukaan dari klien terhadap bidan. Hubungan yang baik akan memudahkan klien memahami saran bidan sehingga mau mengikutinya. Klien merasa lebih puas dan akan kembali lagi untuk memeriksaan diri ke tenaga kesehatan.

Dalam hal ini sangat diperlukan penerapan komunikasi terapeutik yang berpusat pada kesembuhan pasien. Menurut Heri Purwanto, komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan bertujuan dan kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi professional yang mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien (Mundakir, 2006). Komunikasi terapeutik meningkatkan pemahaman dan membantu terbentuknya hubungan yang konstruktif di antara perawat dengan klien. Tidak seperti komunikasi sosial, komunikasi terapeutik mempunyai tujuan untuk membantu klien mencapai suatu tujuan dalam asuhan penyembuhan. Dalam prosesnya komunikasi terapeutik terbagi menjadi empat tahapan, yaitu tahap persiapan atau tahap pra-interaksi, tahap perkenalan atau orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi.

Pada tahap pra-interaksi, konselor mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan klien. Sebelum bertemu klien, konselor haruslah mengetahui beberapa informasi mengenai pasien, baik berupa nama, umur, jenis kelamin, keluhan penyakit, dan sebagainya. Dengan ini maka konselor akan bisa menyesuaikan cara yang paling tepat dalam menyampaikan komunikasi terapeutik kepada pasien, sehingga pasien dapat dengan nyaman berkonsultasi.

Tahap perkenalan bertujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan pasien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu. Tahap perkenalan/orientasi adalah ketika konselor bertemu dengan pasien. Persiapan yang dilakukan dokter pada tahap prainteraksi diaplikasikan pada tahap ini. Sangat penting bagi konselor untuk melaksanakan tahapan ini dengan baik karena tahapan ini merupakan dasar bagi hubungan terapeutik.

Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik. Dalam tahap kerja dituntut untuk membantu dan mendukung pasien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisis respons ataupun pesan komunikasi verbal dan nonverbal yang disampaikan oleh pasien. Dalam tahap ini pula sangat penting mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga mampu membantu pasien untuk mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh pasien, mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya.

Tahap terminasi merupakan akhir dari pertemuan dengan pasien. Tahap terminasi dibagi dua, yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir. Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan dengan pasien, setelah hal ini dilakukan konselor dan pasien masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh konselor setelah menyelesaikan seluruh proses asuhan.

Metode atau teknik yang digunakan dalam komunikasi terapeutik, antara lain, menurut Stuart dan Sundeen (Mundakir, 2006:131), yaitu mendengarkan (listening), pertanyaan terbuka (broad opening), mengulang (restoring), klarifikasi, refleksi, memfokuskan, membagi persepsi, identifikasi tema, diam (silence), pemberian informasi (informing), dan memberikan saran. Dengan melaksanakan beberapa teknik atau metode komunikasi terapeutik, maka kegiatan komunikasi terapeutik dapat dilaksanakan dengan baik. Pasien dapat dengan nyaman memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengupayakan kesembuhan pasien, dan tenaga kesehatan pun dapat mempermudah pekerjaannya dalam menentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan pasien. Semakin baik kerjasama yang dilakukan antara tenaga kesehatan dan pasien, maka semakin baik pula hasil yang dapat dicapai untuk mempercepat proses penyembuhan pada pasien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline