Virus Covid-19 mulai muncul di akhir tahun 2019, tepatnya di bulan Desember. Virus ini berasal dari kota Wuhan, China lalu mulai menyebar keseluruh dunia. Virus ini masuk di Indonesia pada bulan Maret 2020. Pandemi Covid-19 sendiri memiliki dampak yang luar biasa dalam semua aspek kehidupan sehingga pemerintah menerapkan peraturan baru yaitu semua masyarakat wajib menerapkan protokol kesehatan 3M, 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Wiku Adisasmito (Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19) mengatakan bahwa strategi kedisiplinan dalam menerapkan peraturan protokol kesehatan 3M ini merupakan kontribusi masyarakat terhadap dalam menangani Covid-19 yang dilakukan pemerintah (KPC PEN, 2020) ini meruppakan strategi 3M strategi pemerintah yang baik terhadap upaya dalam menangani Covid-19.
Namun, akhirnya pemerintah menurunkan level ppkm tersebut dan juga melonggarkan protokol kesehatan. Pemerintah mulai melonggarkan protokol kesehatan dan menurunkan level ppkm ini tentunya ada alasan tersendiri, salah satunya karena angka penyebaran dan kematian yang disebabkan oleh Covid-19 terus menurun.
Masyarakat pun kembali menyesuaikan diri dengan kehidupan sebelum pandemi dimana banyak kegiatan yang sudah bisa dilakukan dengan tatap muka secara langsung dan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Namun, setelah angka penyebaran Covid-19 subvarian sebelumnya yang terus menurun, Pemerintah baru saja mengonfirmasi terkait subvarian baru yaitu Omicron BA.4 dan BA.5 yang telah masuk di Indonesia. Subvarian baru ini diperkirakan masuk ke Indonesia pada akhir Mei dan baru terdeteksi pada Kamis (9/6/2022). Dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melaporkan ditemukan sebanyak 4 kasus Covid-19 dari penularan subvarian tersebut di Bali.
Menanggapi hal tersebut, Menkes Budi Gunadi Sadikin menghimbau masyarakat untuk tetap waspada, menerapkan protokol kesehatan, serta tidak perlu panik. Selain itu, disarankan untuk masyarakat tetap mengikuti anjuran melengkapi dosis vaksin hingga lengkap. Saat ini, angka vaksinasi lengkap (vaksin satu dan dua) di Indonesia masih 62%, dimana standar dari WHO sebesar 70%. Artinya Indonesia harus mengejar 8% dari vaksinasi ini.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yaitu Mohammad Syahril pada konferensi pers secara virtual pada Jumat (10/6/2022) telah mengungkapkan penemuan tiga kasus dari Omicron BA.5 di Indonesia adalah laki-laki yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dan merupakan delegasi dari pertemuan The Global Platform Disaster Risk Reduction di Bali yang diselenggarakan pada 23-28 Mei lalu. Selain itu, Mohammad Syahril juga menjelaskan bahwa ketiga WNA tersebut tidak bergejala Covid-19 dan satu orang lainnya merupakan WNI yang terinfeksi Omicron BA.4
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H