Lihat ke Halaman Asli

Devi Rahmawati Putri

Mahasiswa Teknik Industri

Pengendalian Kualitas dengan Metode PDCA untuk Optimalisasi Produktivitas Mesin Melalui Metode OEE di PT XYZ

Diperbarui: 8 Juli 2024   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada PT. XYZ, terdapat masalah yang sangat krusial berupa tingginya tingkat produk reject dalam proses produksi setiap bulannya. Masalah ini tampak jelas dari data reject yang telah dikumpulkan dari periode sebelumnya, yang menunjukkan bahwa berbagai kriteria reject muncul secara konsisten setiap bulan. Beberapa kriteria reject bahkan mengalami peningkatan yang signifikandan konsisten. Data ini menunjukkan bahwa operasional dan efektivitas pada mesin produksi masih jauh dari kata efisien. Hal ini dapat dilihat dari data yang menunjukkan bahwa beberapa mesin masih mengalami masalah teknis. Seperti kegagalan dalam pengaturan parameter produksi yang tepat dan kurangnya perawatan yang rutin. Selain itu, proses inspeksi selama produksi belum dilakukan secara optimal. Hal ini juga dapat menyebabkan tingginya persentase produk reject yang dihasilkan dan dapat merugikan perusahaan.

Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan oleh seluruh departemen terkait untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi sistem yang ada. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas produk, meningkatkan efektivitas mesin, serta meningkatkan proses inspeksi dan pengawasan. Selain itu, perbaikan juga dapat dilakukan dengan cara meningkatkan komunikasi antar departemen, meningkatkan kesadaran dan komitmen karyawan, serta meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian mutu. Dengan demikian, PT. XYZ dapat meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya, serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Metode PDCA (Plan, Do, Check, Action)

Konsep PDCA/RLPT merupakan dasar sistem berkesinambungan, oleh karena membentuk suatu proses yang terus menerus dan berulang. Kekuatan dari konsep PDCA/RLPT adalah sifat kesinambungannya, atau proses yang terus menerus sehingga sasaran yang dinginkan (plan) tercapai, dimana sasaran tersebut senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Hal inilah yang mendorong suatu organisasi atau perusahaan menjadi lebih kompetitif.

Kunci keberhasilan dalam penerapan konsep PDCA/RLPT adalah ketepatan dan kecepatan. Yaitu ketepatan dalam menetapkan rencana, dan kecepatan dalam melakukan tindakan perbaikan atas ketidaksesuaian yang ditemukan, yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang direncanakan. Oleh karena itu, keterampilan dalam pengukuran menjadi sangat penting, oleh karena sasaran yang direncanakan umumnya ditetapkan dalam bentuk KPI (key performance indicator) dan/atau KVI (key volume indicator), untuk memudahkan proses monitoring (check/periksa).

Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness)

OEE adalah metode untuk mengukur seberapa efisien suatu mesin atau peralatan di dalam sebuah proses produksi. Dalam kata lain, OEE membantu kita untuk mengetahui sejauh mana peralatan kita bekerja dengan baik dan efisien. OEE terdiri dari tiga komponen utama, yaitu Availability, Performance, dan Quality.

Peningkatan pencapaian nilai OEE Overall Equipment Effectiveness berfokus menghilangkan kerugian-kerugian yang spesifik pada mesin dan proses Produksi, untuk mencapai tingkat 'zero-losses'. Effectiveness memiliki arti bagaimana memaksimalkan sumber daya waktu, biaya, dan usaha mencapai tingkat produktivitas yang optimum.

Pada proses produksi dari Bulan Januri 2023 -- April 2024 jumlah reject yang paling terbanyak terdapat pada bulan April 2024. Total dari output produksi sheet plastik sebesar 369.130 Kg dengan total reject sebesar 42309 Kg.  Pada 2 mesin extruder terdapat 2 reject yakni dari produksi dan inspeksi quality control. Sehingga dapat ditemukan persentase reject-nya yakni sebesar 11%. pada bulan April 2024 dengan total reject sebesar 34.057 Kg. Dapat diketahui bahwa persentase reject stikcy sangat tinggi, yakni 81% dari total keseluruhan data reject.

Dari grafik control chart dapat diketahui bahwa jumlah produksi sheet pada mesin extruder 2 pada Bulan April 2024 sangat tidak terkontrol. Masih banyak data yang melewati batas keseluruhan UCL dan LCL. Dengan UCL = 0,1313, CL = 0,1146 dan LCL = 0,00980 ada 3 data yang mencukupi yakni pada sample 46 dengan proportion 0,1389, sample 49 dengan proportion 0,1144 dan sample 126 dengan proportion 0,0880.

Penyebab dari reject tersebut yakni mencakup machine, man, material, dan method. a) Machine. Permukaan rolling coating pada mesin extruder sudah aus sehingga tidak bisa membawa silicone. b) Man. Ketakutan operator saat men-setting mesin karena dicemaskan akan adanya reject kembali. c) Material. Ditemukan cairan silicone yang berwarna agak kekuning-kuningan. Cairan silicone yang digunakan sudah lama lalu digunakan kembali. Sehingga silicone yang digunakan sudah tidak baik untuk digunakan (berwarna agak kekuningan). Dengan begitu perlu adanya pergantian silicone dengan yang baru. d) Method. Tingkat brix silicone saat diruangan pencampuran dan produksi berbeda. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh ruangan produksi yang sangat tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline