Lihat ke Halaman Asli

Devira Sari

Psikolog Klinis

Tentang Kesetiaan

Diperbarui: 21 Januari 2021   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Seorang teman pernah menuliskan bahwa dirinya adalah orang yang setia. Saking setianya ia sampai tidak tahu apakah dirinya setia atau bodoh. Mmm...menarik sekali. Sebenarnya kesetiaan itu adalah karakter yang bagus dan dibutuhkan. Siapa sih yang tidak menginginkan orang yang setia? Bahkan penjahat mafia sekalipun mengharapkan orang-orang di sekitarnya hanya setia padanya.

Setia itu mahal, maka tidak dapat dilakukan oleh orang murahan. Setia itu mahal, maka jangan berikan pada orang murahan.

Saya ingin membahas sedikit tentang kesetiaan dari segi bahasa dan maknanya. Dalam KBBI disebutkan definisi setia adalah berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya); patuh; taat. Dikatakan setia apabila ada durasi yang panjang dalam suatu hubungan dan tetap memegang teguh pada janji setia. Sudah diuji dengan segala macam badai, namun tetap memilih bertahan dan berjuang demi kepentingan hubungan tersebut. Bertahan dan berjuang yah. Kalau sekedar bertahan saja namanya keterpaksaan, tidak punya pilihan lain. Coba cek dulu apa benar kita adalah orang yang setia? Ataukah kita salah mengartikan kesetiaan kita? Ataukah kita memberikan kesetiaan pada orang yang salah?

Nah, apa bahasa inggrisnya setia hayoo?? Ada yang menyebut LOYAL, ada yang menyebut FAITHFUL. Memang benar kedua kata ini sama-sama berarti SETIA, sama-sama melibatkan dua pihak : yang memberikan kesetiaan dan yang diberikan kesetiaan. Namun, Loyal dan Faithful memiliki perbedaan makna.

LOYAL itu bersyarat (conditional), ada timbal baliknya. Kita loyal karena kita mendapatkan manfaat/keuntungan dari pihak kedua dalam suatu relasi jangka panjang. Kedua pihak sama-sama mendapatkan manfaat. Kita mengambil sesuatu dari pihak/orang tertentu dan kita berikan kesetiaan kita padanya. Begitu pula, pihak kedua berhak atas (bahkan bisa menuntut) kesetiaan dari kita karena telah memberikan suatu keuntungan buat kita. Istilahnya Take and Give.

Loyal biasanya digunakan untuk seting pekerjaan, kerja sama, hubungan negara-masyarakat dan sejenisnya. Orang loyal pada perusahaan karena perusahaan tersebut telah memberikan gaji atau promosi jabatan. Loyal pada negara karena negara telah memberikan identitas kewarganegaraan dan tempat tinggal. Loyal pada suatu hubungan kerja sama karena kerja sama itu memberikan keuntungan atau memudahkan hidup kita. Benefit (manfaat) yang didapatkan tidak melulu soal materi, bisa juga karena adanya perasaan dihargai, keamanan, kesempatan berkembang dan lain sebagainya.

Hubungan yang didasari loyalitas bersifat mutual, sehingga apabila mutualisme ini dirasa tidak seimbang, loyalitas bisa berubah bahkan hilang. Sering kita lihat orang resign dari perusahaan dimana ia telah memberikan kesetiaan selama bertahun-tahun. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab, namun intinya adalah karena mutualisme dalam hubungan tersebut dirasa tidak lagi seimbang. Misalnya, si karyawan merasa pengembangan dirinya sudah mentok, atau karena mendapatkan benefit yang lebih tinggi dari perusahaan lain (harga jualnya sudah naik). Contoh lain, loyalitas pada suatu kelompok dimana ia berjuang keras bersama-sama anggota kelompok selama bertahun-tahun bisa hilang ketika orang tersebut merasa dirugikan, atau kelompok tersebut membuat perubahan visi yang bertentangan dengan si pemberi loyalitas.

FAITHFUL itu tanpa syarat (unconditional), tulus dan fokus pada memberi. Faith arti harafiahnya adalah keyakinan, yang biasa dipakai untuk menggambarkan hubungan dengan Tuhan atau agama. Meski Tuhan itu tidak kasat mata dan agama sering kali sulit dicerna, orang beriman tetap setia menjalankan perintah Tuhan, menjauhi larangan-Nya, dan taat melakukan ritual agamanya. Sama seperti itu, orang yang faithful memiliki rasa percaya yang kuat dan perasaan yang sangat mendalam pada yang diberikan kesetiaan. Pada level eksterim, orang-orang ini tidak peduli apakah orang yang diberikan kesetiaan juga setia padanya, tidak peduli apakah ia mendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut, tidak peduli apakah orang yang diberikan kesetiaan pantas mendapatkan kesetiaan, bahkan jika orang yang diberikan kesetiaan melakukan kesalahan/merugikan. Mereka hanya memberi dan memberi dengan tulus. Dilakukan dengan sadar meski tanpa kontrak/perjanjian apapun. Komitmen orang yang faithful berasal dari dalam dirinya sendiri.

Hubungan orang yang faithful akan sangat kuat dan indah sekali jika bersama dengan orang yang juga tulus padanya. Hubungan ini didasari oleh prinsip Give and Receive, memberi dan menerima. Tidak ada yang mengambil atau menuntut, karena kedua pihak SALING MEMBERI tanpa syarat. Kisah cinta yang indah dan menginspirasi adalah kisah antara dua orang yang faithful.

Loyallah pada instansi, pekerjaan, kelompok dan negara dimana kita menjadi bagian darinya dan mendapatkan benefit. Faithfullah pada orang-orang yang berarti buat kita, pada orang yang telah berkomitmen dengan kita, orang yang juga faithful dengan kita. Sebaiknya jangan terbalik. Nanti akan terasa sakit, karena rentan dimanfaatkan untuk suatu kepentingan saja. Setia perlu pakai logika juga hehhee. Tapi boleh sih kalau memang itu pilihan yang dirasa paling tepat untuk diri sendiri. Dan memang kenyataannya banyak juga hubungan yang awalnya didasari oleh loyalitas semakin lama menjadi semakin kuat, dan berubah menjadi faithfulness. Dan ada pula orang yang memang bawaan karakternya faithful.

Jadi, apakah kita memang termasuk orang yang setia? Jika iya, selama ini kesetiaan kita pada orang/pihak tertentu itu loyal atau faithful yah? Tetap lah jadi orang setia, namun cukup cerdas untuk tidak memurahkan kesetiaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline