Lihat ke Halaman Asli

Devira Sari

Psikolog Klinis

Menghadapi Bulying

Diperbarui: 2 September 2020   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi, quote Michelle Obama

Tidak ada orang normal yang suka dibully. Namun bullying kadang tidak dapat diprediksi datangnya. Orang yang dibully pun sering kali tidak mengetahui mengapa dijadikan target. Jelas saja, bullying terjadi karena ada masalah pada pembully dan bukan pada yang dibully. Jadi wajar lah jika orang yang dibully merasa kaget, kesal bahkan marah. Seperti tulisan saya di postingan sebelumnya, membalas perbuatan pembully atau melampiaskan kekesalan pada orang lain tidak akan membuat Anda menjadi lebih baik. Malah hanya akan memperburuk keadaan Anda.

Lalu apa yang sebaiknya dilakukan saat berhadapan dengan pembully? Berikut saya berikan beberapa poin yang dapat dilakukan jika mengalami bullying:

1. Jangan bereaksi

Reaksi adalah hal yang dicari oleh para pembully. Reaksi yang Anda tunjukkan seperti takut, marah, menangis, atau membalas hanya akan membuat pembully senang, karena memang itu tujuannya. Reaksi tersebut akan menjadi penguatan bagi perilaku mereka sehingga suatu saat mereka akan mengulanginya lagi. Seorang anak yang cengeng adalah salah satu sasaran empuk pembully. Setiap anak tersebut menangis, pembully akan merasakan kesenangan. Maka ketika ia merasa bosan atau ingin melampiaskan kekesalan, ia akan mengganggu anak tersebut. Begitu si anak menangis, muncul rasa superior dalam diri si pembully.

Tegakkan badan, tatap langsung ke matanya, dan bersikap seperti biasa, kalau perlu berikan senyuman, atau berjalan saja melewatinya seolah ia tidak ada. Lanjutkan kegiatan yang sedang Anda lakukan dengan santai tanpa menghiraukannya. Jangan tunjukkan ekspresi dan sikap tubuh inferior. Postur yang kuat dapat menyadarkan pembully bahwa ia salah sasaran. Karena pada dasarnya mereka memiliki kemampuan dan self esteem yang rendah, pembully hanya akan membully orang yang punya celah untuk dibully.

2. Tunjukkan Compassion (kasih sayang)

Kebanyakan pembully membully untuk meningkatkan harga dirinya dan mendapatkan pengakuan. Mereka merasa insecure dan putus asa karena merasa tidak diterima dan dicintai, sehingga tidak suka melihat orang lain yang diterima dan dicintai. Biasanya pembully itu belum sembuh dari luka hati yang sangat mengganggu kehidupan mereka, maka mereka melampiaskan luka itu pada orang lain. Sering kali pula mereka tidak pernah mengetahui bagaimana diperlakukan dan memperlakukan dengan baik. Boleh jadi di keluarga atau lingkungan tempat mereka tinggal memang suka berlaku kasar, merugikan, dan merendahkan orang lain. Oleh sebab itu mereka begitu haus akan penerimaan dan pengakuan. Dengan kata lain, pembully itu menderita di dalam dirinya. Maka berikanlah orang-orang ini kasih sayang. Biarkan mereka mendengarkan pujian dan persetujuan. Mereka sangat membutuhkannya.

(Baca juga tentang bullying)


3. Tingkatkan kepercayaan diri

Pembully paling senang mengganggu orang yang kurang percaya diri dan terlihat ragu-ragu. Sebaliknya kecil kemungkinan orang yang percaya diri dan berani untuk menjadi target bullying. Maka coba tingkatkan kepercayaan diri dengan mengembangkan bakat dan bergabunglah dengan orang-orang yang juga percaya diri.

Selain itu, salah satu target pembully adalah orang yang memiliki kelebihan yang menonjol sehingga membuatnya merasa terancam. Ada sesuatu dalam diri si target yang tidak dimiliki pembully dan membuatnya merasa minder atau tersaingi. Bisa jadi itu bakat, kemenarikan fisik, prestasi, sanjungan publik, keberuntungan, dan lain sebagainya. Tetaplah bersinar dengan kelebihan yang ada dan kembangkan potensi diri hingga maksimal. Terkadang ketika ada orang-orang yang berusaha menjatuhkan Anda, itu artinya Anda berada di atas mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline