Lihat ke Halaman Asli

Devira Novalisa

Jangan lupa di like. 1 like sangat berharga:)

Kaulinan Barudak dari Kampung Budaya Sindang Barang

Diperbarui: 5 Maret 2019   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dok. pribadi)

Desa Pasireurih merupakan bagian dari Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, namun sekitar tahun 2001 terbentuklah Kecamatan Tamansari baru yaitu Kecamatan Tamansari yang terdiri dari 8 desa yaitu: Pasireurih, Desa Sirnagalih, Desa Sukamantri, Desa Tamansari, Desa Sukaresmi, Desa Sukaluyu, Desa Sukajaya, dan Desa Sukajadi.

Desa Pasireurih berasal dari kata Pasir yang artinya atas yang berarti tinggi, dan kata Eurih yaitu alang yang bisa hidup dimana-mana dan selalu ada di atas atau bukit.

Pada tanggal 6 Agustus 2009 diresmikan Desa Wisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (Pengembangan Wisata Terpadu Tamansari / Pelatihan Masyarakat Desa Wisata).

Desa Pasireurih terkenal dengan sebutan Kampung Budaya Sindang Barang. Kampung yang memiliki deretan bangunan tradisional Sunda ini memang sangat unik. Hal ini dibuktikan banyaknya kegiatan kesenian dan perpustakaan.

Kampung Budaya ini juga memiliki banyak bangunan tradisional khas tatar sunda yang dilengkapi dengan lumbung padi. Tak hanya bangunan, di sana juga terlihat kegiatan menanam padi (nandur) serta menyajikan 8 macam kesenian sunda, contohnya seperti pencak silat dan angklung gubrak.

Seiring berkembangnya teknologi, tidak dapat dipungkiri bahwa permainan tradisional mulai terlupakan dan sulit dijumpai lagi oleh sejumlah anak yang berkumpul dan bermain permainan tradisional. Kini, anak-anak di era digitalisasi lebih mengenal permainan yang bisa diakses melalui ponsel atau smartphone.

Tentunya permainan itu lebih cenderung individualis, padahal permainan tradisional dan kesenian tatar sunda beranekaragam, antara lain yaitu permainan egrang, congklak, damdaman, sorodot gaplok, engkle, bancakan, oray-orayan.

"Dengan permainan tradisional kita juga bisa gerak, bebas radiasi. Dan yang jelas tidak perlu mengelurkan uang. Selain itu anak-anak juga terasah kreatifitasnya, karena media untuk bermainnya dibuat sendiri," ujar Pak Deden selaku Ketua Budaya tersebut.

Pak Deden berharap generasi muda dapat mengadakan festival, dengan begitu warga yang berpartisipasi dalam festival ini bisa menjadi virus bagi teman-teman di sekitarnya, jangan sampai, permainan tradisional muncul hanya saat digelarnya sebuah kegiatan seni dan budaya saja.

Misi dari kegiatan ini tak lain untuk mengajak masyarakat ikut menumbuhkan minat anak dalam melestarikan permainan tradisional. Menurutnya, permainan tradisional jauh lebih bermanfaat dibandingkan hanya memainkan permainan dalam sebuah gadget.

Berbagai macam pentas seni yang ada di Desa Pasireurih juga dapat melihat warga setempat memainkan permainan tradisional, berupa egrang yang menjadi salah satu permainan favorit dulu, tentunya memainkan alat yang terdiri dari papan kayu panjang tidaklah mudah. Setidaknya dibutuhkan keseimbangan kaki kita untuk menggerakan ke depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline