Lihat ke Halaman Asli

Devi Probosari

Buruh Pabrik Cinta Damai

Hai, Aku Seorang Pendosa

Diperbarui: 25 Agustus 2022   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Saya melakukan banyak kesalahan dalam hidup saya, kesalahan yang sebagian besar saya sadari dan saya cari pembenaranya. Dan entah sejak kapan saya menjadi begini, menghindari diri saya sendiri, menghindari kesadaran bahwa saya telah melakukan kesalahan. Saya menjadi sosok yang kerdil dan mengkerdilkan nurani serta kebenaran yang saya pahami betul namun saya tolak secara sadar.

Saya bukan orang baik, saya terlalu jauh melangkah dan tersesat. tentu saja saya tidak akan menjelaskan ketersesatan saya secara gamblang. saya hanya akan menceritakan apa yang terjadi terhadap saya setelah rangkaian kesalahan yang menutupi hati saya. pernah dengar tidak, bahwa hati adalah cahaya terang yang semakin meredup setiap kali kita berbuat kesalahan?, dan kesalahan yang paling salah adalah mencoba merasa tetap benar.

Sekarang saya terjebak dalam pikiran saya sendiri, mencoba menguraikan sendiri, karena terlalu rumit untuk menceritakan gelap ini kepada mereka. atau sebenarnya saya sudah terlalu jauh dari mereka. Mereka ini teman, kerabat, rekan dan keluarga, mereka adalah pusat hidup yang seharusnya. 

Sore ini, tiba-tiba jari saya lancar menari diatas papan ketik, walaupun harus saya akui kepala dan hati saya masih tersendat mengalirkan aksara dan cerita, tapi ini jauh lebih baik daripada yang sebelumnya.

Hai kalian, saya seorang pendosa, aku mohon maaf atas hal tersebut, hal-hal keliru yang saya lakukan secara sadar yang mungkin menyakit, atau pasti menyakiti kalian.

Saya sedang berusaha menerima bahwa saya telah keliru. saya sedang berusaha menundukan ego dan menggapai diri saya sendiri dengan menyampaikan segala kesalahan dan meminta ampun darinya lebih dulu. semoga saya mampu,semoga saya bisa.

Hai saya seorang pendosa yang berusaha kembali,

Saya tahu Tuhan maha pengampun, walaupun setengah mati harus menanggung malu untuk pulang kepadaNya, Saya yakin cintaNya luas. Saya justru lebih khawatir bahwa diri yang telah saya tinggalkan ternyata hanya sebatas manusia kerdil yang tidak mampu memaafkan sisi gelapnya sendiri, saya takut diri yang telah saya tinggalkan akan memilih membeku, mati rasa. lalu menyisakan saya yang akan berkubang dengan salah dan pembenaran yang  menggerogoti.

Semoga Allah mengampuni saya, semoga diri saya memaafkan gelapnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline