Gak terasa sudah 4 tahun sejak lulus kuliah D3, it's so damn fast. Kebetulan belum lama ini saya berulang tahun yang ke 25 which surprisingly is not as pleasant as the previous year, i can't be happy and laugh. Banyak yang terjadi dalam seminggu tetapi saya jadikan bahan renungan, kurang lebih versi lucunya seperti gambar di bawah ini lah Life's been changing lads. Kadang saya berpikir, "enak ya kayak pas jaman sma ato kuliah. Bisa kumpul keluarga dan teman-teman. Maen game PS Final Fantasy seharian, which is FUN". I have the chance to reconstruct that, pas lebaran Idul Fitri. Bisa leha-leha di rumah, ketemu sodara-sodara, ketemu teman-teman lama yang secara mengejutkan tidak berubah banyak. Lalu jujur saya merasa hal ini tidak sama dengan yang saya rasakan dulu, bukan ini yang saya inginkan. satu kesimpulan kecil yang gua dapat adalah satu. Gua udah berubah. Selain itu teman-teman juga punya kesibukan sendiri-sendiri, ada yang sudah menikah, ada yang punya anak, ada yang masih jomblo, tetapi tetap pada satu kesimpulan. Mereka juga berubah. Mereka tetap sobat-sobat saya yang dulu, tetap usil, tetap koplak, tetap bisa ketawa bareng tapi yakinlah semuanya tidak akan pernah sama lagi. Rumah tetap seperti dulu, Kotanya juga gitu-gitu aja, tapi ada yang berubah. Mungkin gue yang berubah atau maybe the whole world conspire to change. Yang jelas sekeras apapun kita berusaha merekonstruksi kehidupan kita dulu, gue gak akan bisa ngerasain hal yang sama. gua kutip dari sini "You miss the comforts of college, of groups, of socializing with the same people on a constant basis. But then you realize that maybe they weren't so great after all." Dari situ gue berpikir bahwa satu fase dari kehidupan gua udah tertutup dan sekeras apapun usaha gue membukanya gue gak akan bisa masuk kesitu lagi. Yang tersisa hanya kekhawatiran dan masa depan. Namun di sisi lain fase baru kehidupan gue telah terbuka, gue akan punya keluarga sendiri, nata karir gue sendiri dan gue akan berusaha melakukan yang terbaik karena kita tidak tahu apa yang akan nyegat kita di depan. Masa-masa tersebut memang sangat menyenangkan, tapi semuanya sudah berlalu dan jujur gue merasa sedih. Semuanya telah menjadi memori, gambar-gambar yang berkelebat, dan perasaan nostalgia. Seperti halnya album foto yang disimpan di lemari, kita dapat membukanya kembali dan memandanginya sampai kita sadar bahwa hal tersebut tidak ada gunanya. Kita semua harus melaluinya kan, mungkin saya terlalu melankolis menghadapinya. Dan setelah obrolan singkat dengan sobat saya @tsugaeda dan saya mendapat istilah Quarter Life Crisis. Hal yang banyak terjadi pada orang in early 20s til 30 saat proses pendewasaan, masa transisi dari masa sekolah menuju ke dunia nyata. gue kutip dari sini "You can’t make any decisions because you don’t know what you want. And you don’t know what you want because you don’t know who you are. And you don’t know who you are because you’re allowed to be anyone you want. How messed up is that?" How to overcome this crisis? to be honest i dont know. Some people just say that we just have to DEAL WITH IT. SUCK IT UP bro, its something you can't think about. P.S. I got surprise in saturday nite, well not a fine one though. When everything feels so bad and fell apart. But then on my way home i saw a woman who seems like having a mental disorder walked in the middle of the night, working collect the garbage. Then i realize, my life isn't that bad. All i got to do is THANKFUL to ALLAH for all i've got. I got one task that i haven't accomplished yet to enter the next phase, wish me luck guys Thank you for reading sumber: http://wp.me/p8D4s-5Q tulisan lama yang di republish
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H