Kenaikan harga pangan dapat menyebabkan terjadinya inflasi karena pangan merupakan salah satu komponen utama dalam perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi. Ketika harga pangan naik, terutama untuk barang-barang pokok seperti beras, minyak goreng, atau sayur-mayur, biaya hidup masyarakat menjadi lebih tinggi. Hal ini mengurangi daya beli konsumen, karena mereka perlu mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang-barang yang sama.
Selain itu, kenaikan harga pangan juga dapat mempengaruhi biaya produksi barang dan jasa lainnya. Banyak industri yang bergantung pada bahan pangan sebagai bahan baku, dan jika harga bahan baku naik, biaya produksi juga akan meningkat. Akibatnya, produsen mungkin akan menaikkan harga barang dan jasa yang mereka hasilkan, yang pada gilirannya berkontribusi pada inflasi secara umum.
Penyebab terjadinya inflasi karena disebabkan oleh kenaikan harga pangan yang sering disebut sebagai "inflasi cost-push", di mana harga barang dan jasa naik akibat peningkatan biaya produksi. Jika inflasi ini berlangsung lama, maka dapat menekan daya beli masyarakat dan memperburuk kondisi ekonomi, terutama bagi kelompok berpenghasilan rendah.
Untuk itu, dalam mengatasi dampak kenaikan harga pangan yang menyebabkan inflasi,maka ada beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
Kebijakan Moneter oleh Bank Indonesia
Bank Indonesia bisa menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Dengan suku bunga yang lebih tinggi, konsumsi masyarakat bisa berkurang dan mengurangi tekanan inflasi. Namun, dalam kebijakan ini harus hati-hati agar tidak memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Diversifikasi Sumber Pangan
Pemerintah bisa mendorong diversifikasi produk pangan agar ketergantungan pada satu komoditas pangan berkurang. Hal ini bisa mengurangi dampak dari lonjakan harga pangan yang disebabkan oleh masalah pasokan.
Peningkatan Produksi Dalam Negeri
Pemerintah harus memperhatikan sektor pertanian dengan memberikan dukungan pada petani, seperti subsidi pupuk atau alat pertanian, serta memperbaiki infrastruktur distribusi pangan untuk mengurangi pemborosan dan biaya distribusi yang tinggi.
Mengendalikan Impor dan Ekspor Pangan