Lihat ke Halaman Asli

Pembaruan Pendidikan Islam Di Indonesia

Diperbarui: 17 Desember 2024   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Latar Belakang Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia

Pendidikan Islam di Indonesia memiliki sejarah panjang melalui tradisi pesantren, madrasah, dan lembaga berbasis agama sejak pra-kolonial. Pendidikan ini berperan penting dalam membentuk karakter, moral, dan spiritual masyarakat. Namun, tantangan globalisasi, teknologi, dan dinamika sosial budaya mendorong perlunya pembaruan agar pendidikan Islam tetap relevan. Pembaruan ini berfokus pada integrasi nilai Islam dengan ilmu pengetahuan modern untuk meningkatkan kualitas lulusan agar dapat bersaing secara global, sambil mempertahankan identitas keislaman. Tokoh pembaharu seperti KH. Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah dan KH. Hasyim Asy'ari melalui Nahdlatul Ulama (NU) turut mendorong metode pendidikan yang sistematis, adaptif, dan berorientasi pada ilmu agama serta umum. Meski demikian, pembaruan ini menghadapi tantangan seperti kesenjangan kualitas antara lembaga di perkotaan dan pedesaan, minimnya penguasaan teknologi, serta stigma yang menganggap pendidikan Islam kurang relevan dibandingkan pendidikan umum.

Pembaruan dan Kebangkitan Pendidikan Islam Awal di Indonesia

Pembaruan pemikiran Islam di Indonesia, termasuk dalam pendidikan, dipengaruhi oleh gerakan reformasi dari Mesir, Turki, dan India pada awal abad ke-20. Sebelumnya, pendidikan Islam bersifat nonklasikal dengan fokus pada ilmu agama dan kitab klasik. Namun, inspirasi dari gerakan ini mendorong pengintegrasian ilmu agama dan umum, serta perubahan menuju sistem pendidikan klasikal.

  • Faktor Pendorong Pembaruan menurut Steenbrink:

1. Penolakan terhadap taklid dengan kembali pada Al-Qur'an dan Sunnah.

2. Semangat perlawanan nasional terhadap dominasi kolonial Belanda.

3. Upaya umat Islam memperkuat organisasi di bidang sosial dan ekonomi.

4. Ketidakpuasan terhadap metode tradisional dalam pendidikan agama.

  • Corak Pendidikan Sebelum Kemerdekaan

1. Isolative-Traditional: Fokus pada ilmu agama di pondok pesantren, menolak pengaruh Barat.

2. Sintesis: Memadukan pendidikan tradisional Islam dengan model pendidikan Barat (sekolah/madrasah).

  • Indikasi Pembaruan Pendidikan Islam:

1. Penambahan mata pelajaran umum dalam kurikulum madrasah.

2. Penerapan sistem pendidikan klasikal.

3. Peningkatan tata kelola administrasi sekolah yang profesional.

4. Lahirnya lembaga pendidikan Islam baru seperti madrasah.

5. Adopsi metode pengajaran baru seperti sorogan dan wetanon.

Pembaruan ini menandai transformasi pendidikan Islam yang lebih modern, terstruktur, dan tetap mempertahankan prinsip keislaman. Proses ini berlanjut setelah kemerdekaan Indonesia.

Lembaga Pendidikan Islam pada Masa Pembaruan

Pada masa pembaruan, lembaga pendidikan Islam mengalami transformasi signifikan sebagai respons terhadap tantangan zaman dan pengaruh pemikiran reformis dari dunia Islam. Lembaga-lembaga ini berperan penting dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan pendidikan modern.

1. Pesantren

Pesantren tetap menjadi lembaga pendidikan Islam tradisional yang menekankan ilmu agama, seperti tafsir, fikih, dan hadits.

Pada masa pembaruan, sebagian pesantren mulai beradaptasi dengan memasukkan kurikulum umum dan metode pengajaran yang lebih sistematis.

2. Madrasah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline