Lihat ke Halaman Asli

Devina Dian Regita

Communication Student

Krisis Etika dalam Kuliah Daring

Diperbarui: 10 Maret 2021   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 membuat pembelajaran baik ditingkat sekolah maupun kuliah yang tadinya dilakukan secara tatap muka, dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dengan kata lain secara daring (online). Pemerintah yang dalam hal ini adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat edaran terkait pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 pada 24 Maret 2020 lalu. Hal ini dilakukan guna mengurangi penyebaran virus Covid-19 yang setiap hari angkanya semakin naik sampai hari ini sejak kasus pertama pada awal Maret tahun 2020 lalu.

Seluruh kegiatan mulai dari pembelajaran kelas, tugas, diskusi kelompok, hingga ujian dilakukan secara daring dari rumah masing-masing dengan bermodalkan laptop, smartphone, dan kuota internet. Namun, selama perkuliahan daring berlangsung terasa seperti ada suatu hal yang hilang dan tanpa kita sadari cenderung terabaikan yaitu etika. Bertens dalam bukunya Etika (2005) menyebutkan bahwa etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral yang  menjadi pegangan  bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya) . Melihat dari perkuliahan daring misalnya, ada beberapa mahasiswa yang malah tidur saat kelas, makan, melakukan aktivitas lain yang membuat mereka tidak fokus saat ada kuliah. Jelas terlihat bahwa selama kuliah daring ini krisis etika di kalangan mahasiswa semakin menjadi.

Lalu, bagaimana etika yang baik dalam menjalani kuliah daring di masa pandemi seperti sekarang ini? Pertama, menghidupkan kamera saat disuruh dosen. Hal ini sebagai tanda bahwa mahasiswa benar-benar memperhatikan dan fokus mendengarkan materi yang disampaikan oleh dosen. Meskipun tidak diwajibkan, tetapi alangkah baiknya jika mahasiswa menghidupkan kamera sebagai tanda bahwa dia benar-benar memperhatikan.

Kedua, selalu mematikan mikrofon ketika dosen sedang menyampaikan materi. Jika mahasiswa tidak mute mikrofon, akan mengganggu perkuliahan karena bisa saja menimbulkan kebisingan. Hal ini akan mengganggu konsentrasi dosen serta mahasiswa lain yang sedang memperhatikan materi.

Ketiga, menggunakan pakaian yang sopan seperti halnya sedang kuliah tatap muka. Anggaplah ketika kuliah daring, mahasiswa sedang kuliah tatap muka seperti biasanya. Jangan menggunakan kaos,celana pendek, ataupun pakaian yang tidak seharusnya digunakan ketika kuliah.

Terakhir, tidak meninggalkan perkuliahan atau melakukan aktivitas lain ketika kuliah daring berlangsung. Berdasarkan pengalaman, banyak mahasiswa yang meninggalkan perkuliahan entah itu untuk tidur ataupun pergi ke suatu tempat. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang malah bepergian atau sekedar jalan-jalan tetapi kuliah daring hanya bergabung kemudian ditinggal begitu saja.

Itulah beberapa etika yang penting untuk diperhatikan dalam mengikuti perkuliahan daring. Meskipun kuliah dilakukan secara daring, namun adanya myKlass di UMY membuat proses pembelajaran menjadi nyaman, mudah, dan fleksibel digunakan.Tentunya kita semua berharap  agar pandemi Covid-19 ini cepat berakhir dan perkuliahan bisa kembali dilakukan secara tatap muka seperti sedia kala.  

Devina Dian Regita, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline