Judul Buku : Ilmu, Filsafat, & Agama
Nama Penulis : Endang Saifuddin Anshari
Penerbit : PT Dunia Pustaka Jaya
Tahun Terbit : 2018
Buku karya Endang Saifuddin Anshari yang berjudul "Ilmu, Filsafat, & Agama" ini terdiri dari 12 bab. Dalam buku ini, penulis mengarahkan karyanya ini untuk kandidat sarjana, sarjana, maupun cendekiawan. Karena mereka seharusnya terikat jiwanya pada kebenaran. Tiga unsur kebenaran yaitu: "Ilmu, Filsafat, dan Agama". Dalam buku itu akan mengupas mengenai tiga unsur kebenaran tersebut.
"Apakah perbedaan antara asasi manusia dengan hewan?" sebagian besar orang masih mempertanyakan tentang hal ini. Dan untuk jawabannya pun beraneka ragam. Dari keanekaragaman jawaban para ahli, dapat disimpulkan bahwasannya: pertama, manusia itu adalah makhluk sejenis hewan juga.
Kedua, manusia memiliki perbedaan tertentu dibandingkan hewan. Ketiga, ditinjau dari segi jasmaniah, perbedaan antara manusia dengan hewan adalah gradual, tidak asasi. Keempat, dari segi ruhaniah, perbedaan antara manusia dengan hewan adalah prinsipiil, fundamental, asasi. Kelima, dari segi ruhaniah, manusia memiliki beberapa keistimewaan lain yaitu makhluk yang berakal, dapat membandingkan, menafsirkan, dan manusia itu berkebudayaan.
Karena manusia memiliki akal pikiran, dapat dipastikan bahwa manusia itu suka bertanya dan berfikir. Dalam ilmu mantiq ada pernyatan yang dapat membedakan antara manusia dengan hewan, disebutkan "Al-Insanu Hayawanun Nathiqun" yang berarti "manusia itu merupakan hewan yang nathiq (berfikir)". Beerling menyimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang suka bertanya.
Lalu, adakah hubungannya antara berfikir dan bertanya? Ketika seseorang akan bertanya, pasti dia telah memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dipertanyakan. Maka dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa bertanya itu termasuk juga dengan berfikir. Tujuan dari bertanya untuk mengetahui mengetahui kebenaran dari yang dipertanyakan. Dan dapat disimpulkan, manusia merupakan makhluk yang mencari kebenaran
Ada beberapa teori yang membahas tentang kebenaran, diantaranya yaitu: Pertama, teori korespondensi. Dalam teori ini kita mengenal dua hal, pernyataan dan kenyataan. Menurut teori ini, kebenaran ialah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan itu sendiri. Seperti contoh, "Surabaya merupakan ibukota Jawa Timur", hal ini merupakan pernyataan, namun apabila memang benar Surabaya adalah ibukota Jawa Timur, maka pernyataan ini merupakan kebenaran.
Kedua, teori konsistensi. Kebenaran menurut teori ini ialah kesesuaian antara satu pernyataan dengan kenyataan lainnya yang lebih dahulu diketahui, diterima, dan diakui kebenarannya. Teori ini juga dapat dinamakan teori penyaksian tentang kebenaran, karena suatu putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian oleh putusan-putusan lain terdahulu yang telah diketahui, diterima, dan diakui kebenarannya.