Lihat ke Halaman Asli

Apakah Aku Harus Mengerti Seorang Ibu yang Melahirkanku? Kisahku untuk Ibu, Aku Merindukanmu, Ibu Pulanglah, Aku Menunggumu

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini kisah nyata, dia adalah seorang bocah cilik yang hidup penuh senyum dan canda, namanya Wisnu Rizki Pratama. Menyongsong tanggal 22 Desember yang diperingati hari ibu nasional, disini akan sedikit cerita tentang kehidupannya yang selama 6 tahun lebih tanpa seorang ibu. "Ibu ? saya tidak mengenal ibu saya bahkan tidak tau wajah ibu saya selama 6tahun dan saya pun lupa akan wajah ibu saya sendiri,“ kata wisnu. Ya dia ditinggal ibunya sejak umur 8 bulan, 6 tahun yang lalu.

Kedua orang tuanya berpisah. Dia hidup dengan seorang bapak, ibunya pergi entah kemana. Bahkan sampai sekarang pun Wisnu tidak mengetahui keadaan ibunya. Saat bermain dengan temannya dia sering di ejek teman temannya “saya sering di ejek sama teman saya kalau saya tidak punya ibu padahal ibu saya masih hidup,” kata wisnu. Dia sering merenung dan diam diri untuk memikirkan ibunya.

Ibu belum pernah terucap selama 6tahun di mulutnya kata “Ibu” dia bingung ditujukan siapa. Umur 8 bulan air susu ibu sudah tidak dia dapatkan, kehangatan dan kelembutan tangan ibu sudah tidak dia rasakan. Selama berhari-hari dia tidur hanya ditemani seorang bibinya, bibinya yang telah merawatnya selama ini. Canda tawa dia lewati tanpa seorang ibu. Hari demi hari, tahun demi tahun dia selalu menunggu di depan pintu rumah untuk mendapatkan pelukan ibunya.

"Ibu kemana kamu pergi?" Katanya dengan nada lirih. "Ibu, Wisnu merindukanmu Ibu. Ibu, Wisnu pengen ketemu." Selama ini tidak ada yang bisa menggantikan posisi ibunya, tetapi keluarga ayahnya sangat menyayanginya terutama bibinya sendiri sangat sayang padanya.

Kata dan harapan Wisnu, ”Ibu pulanglah lah aku menunggumu ibu. Ibu, aku ingin dicium Ibu. Aku ingin digandeng sama Ibu. Aku ingin tidur ditemani Ibu.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline